Edith Ratna Soerjosoejarso merupakan seorang pematung yang lahir pada tanggal 9 Oktober 1946 di Tapanuli, Sumatera Utara. Ia dikenal sebagai pematung yang berpengaruh dalam dunia seni rupa Indonesia. Kecintaannya akan dunia seni tampak sejak usia dini. Edith kecil telah mengakrabkan diri dengan papan/sabak sebagai medium artistik saat tidak mampu membeli kertas dan pensil warna. Jiwa artistik Edith disemai oleh sang kakek yang berprofesi sebagai pemahat. Jejak artistik yang diwariskan oleh sang kakek menghantarkan Edith hingga ke jurusan seni rupa di Institut Teknologi Bandung. Di Institut Teknologi Bandung, Edith mendapat gelar seni rupa setelah menempuh pendidikan dari tahun 1964-1972. Edith Ratna adalah salah satu mahasiswa Rita Widagdo yang cukup loyal. Di mata Rita Widagdo, Edith memiliki potensi besar dalam dunia seni ukir.[1] Melalui rekomendasi Rita Widagdo, Edith mendapat kesempatan untuk mengikuti kursus Teknik Stainless Stell di Rotwell, Jerman Barat dalam rentang tahun 1972-1973. Sedangkan, pada tahun 1977-1979, Edith kembali melanjutkan pendidikan seni kriya di New Zealand.
Karya awal Edith pada tahun 1990 menunjukkan sensitivitas yang kuat terhadap bentuk murni. Fokus Edith dalam bentuk murni ini ditularkan oleh sang guru, Rita Widagdo. Di dalam karyanya yang berjudul "Silent", Edith menggunakan marmer dan baja untuk merepresentasikan keseimbangan antara pertimbangan rasional dan desakan emosional. Kelihaian Edith dalam mengelola beragam bentuk yang tidak terduga dan sulit terlihat dalam setiap karyanya yang berbasis kayu. Karyanya yang berjudul "Dialogue" (2002) mentransformasikan kayu nangka ke dalam wujud layaknya kuntum bunga.
Pameran Kolektif
No.
|
Nama Pameran
|
Tahun
|
1.
|
World Economic Forum, Davos, Switzerland
|
1997
|
2.
|
Inspired Elements, Regent Hotel, Jakarta, Indonesia
|
1996
|
3.
|
Contemporary Art Exhibition of the Non-Aligned Countries, Fine Arts Exhibition Building, Department of Education & Culture, Jakarta, Indonesia
|
1995
|
4.
|
Nafas Kayu, Fine Arts Exhibition Building, Department of Education & Culture, Jakarta, Indonesia
|
1994
|
5.
|
Contemporary Sculpture, Rottweil, Germany
|
1993
|
6.
|
Art Expo, the Commission of the European Communities, Fine Arts Exhibition Building, Department of Education & Culture, Jakarta, Indonesia
|
1991
|
7.
|
Nuansa Indonesia III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia
|
1989
|
8.
|
Lingkar Mitra Budaya, Jakarta, Indonesia
|
1980
|
Penghargaan
- Wendy Sorensen Memorial Award for Best Sculpture (1969)
- Wendy Sorensen Memorial Award for Best Sculpture (1971)
Referensi
- ^ Bianpoen, Carla; Wardani, Farah; Dirgantoro, Wulan (2007). Indonesian Women Artists: The Curtain Opens. Jakarta: Yayasan Seni Rupa Indonesia. hlm. 101. ISBN 978-979-16562-0-7.