Dassault Mirage F1 adalah pesawat tempur yang dibuat oleh Dassault Aviation dari Prancis. Lebih dari 720 F1 telah diproduksi.[1] Dassault mendesain Mirage F1 sebagai penerus dari Mirage III dan Mirage 5. Pesawat ini kini digunakan oleh Ekuador, Prancis, Gabon, Iran, Yordania, Libya, Moroko dan Spanyol .
Dassault mendesain Mirage F1 sebagai penerus dari Mirage III dan Mirage V. Mirage F-1 adalah pesawat dengan satu tempat duduk, dan merupakan versi yang lebih kecil dari F-2. Meskipun lebar sayapnya lebih kecil dari Mirage III, F1 namun terbukti secara jelas, bahwa F-1 lebih superior dibanding dengan pendahulunya. Pesawat ini digerakkan oleh mesin turbojet yang terletak di badan pesawat, dan mampu membawa bahan bakar 43% lebih banyak, memiliki waktu take-off yang lebih pendek dan manuver yang lebih baik.[2]
Sayap-sayapnya terpasang tinggi, tertekuk ke belakang dan runcing. Mirage F1 memiliki sayap yang ultra tipis, tetapi kuat dan sempurna, sehingga memungkinkannya untuk dapat terbang dengan kecepatan supersonic, setara dengan pesawat bersayap delta. Struktur pesawat terbang yang terintegrasi secara baik, membuat pesawat ini dapat membawa bahan bakar secara maksimal.
Prototipe (purwarupa) Mirage F-1 melakukan penerbangan perdana pada 23 Desember 1966, dengan diawaki oleh René Bigand, sebagai pilot, di Melun-Villaroche (wilayah Seine-et-Marne, Prancis). Diresmikan oleh AU Prancis pada Mei 1973, dan masuk skuadron EC2 / 30 Normandie-Niemen pada bulan Desember tahun yang sama.
Lebih dari 700 Mirage F-1 terjual ke sekitar 11 negara. Negara-negara yeng menggunakan pesawat ini antara lain, Ekuador, Prancis, Gabon, Iran, Yordania, Libya, Moroko dan Spanyol. Dassault Mirage F-1C merupakan standar ”figter” Prancis sebelum Mirage 2000 diresmikan pada 1984.
Dalam rangka memenuhi persyaratan yang diminta Angkatan Udara Prancis, sebagai pesawat pencegat (interceptor)untuk segala cuaca, maka produksi pertama Mirage F1C dilengkapi dengan radar monopulse Thomson-CSF Cyrano IV . Versi Cyrano IV-1 yang lebih baru memiliki kemampuan tambahan untuk mengatasi keterbatasan saat melihat ke bawah Namun pilot Mirage F1 melaporkan bahwa radar ini dengan mudah menjadi terlalu panas, sehingga mengurangi efisiensi.
Pada awalnya, Mirage F1 dilengkapi persenjataan dua meriam internal 30 mm, dan satu rudal udara-ke-udara, jarak menengah, Matra R530, yang diletakkan di bawah badan pesawat. Matra R530 kemudian diganti dan ditingkatkan, pada tahun 1979, menjadi Matra Super 530 F dan tahun 1977, ditingkatkanlagi menjadi Magic R550.
Misil yang dibawa, biasanya terpasang pada rel yang terdapat di ujung sayap. Terdapat pipa saluran udara berbentuk setengah lingkaran sepanjang samping body pesawat di depan akar sayap. Terdapat sebuah lubang pengeluaran. Badan pesawat panjang, ramping, berhidung runcing dan berekor tumpul.
Terdapat dua sirip perut kecil di bawah bagian ekor dan sebuah kanopi gelembung. Ekornya tertekuk ke belakang dan merupakan sirip runcing dengan ujung tumpul. Flatnya terpasang menengah pada badan pesawat, tertekuk ke belakang dan tajam dengan ujung tumpul.
Radar Pengintai Mirage-F1 CR
Raphael TH: Radar imagenary udara dengan transmisi radio. 600-kg pod untuk imagery radar (SLAR: Side Looking Airborne Radar) sampai 100-km ke dalam garis batas musuh.
Astac: ASTAC adalah sebuah sistem ELINT/ESM yang didesain untuk deteksi, identifikasi dan lokalisasi radar dari semua tipe.
Radar ini cocok untuk misi pengintaian "altitude stand-off" medium dan tinggi, atau di altitude rendah untuk penetrasi dan peperangan, yang mana dapat mengumpulkan data untuk mencegah atau menghancurkan pertahanan anti-udara (pesawat).
Pod analiser sinyal taktis ASTAC adalah pot pod supersonik ringan yang mudah untuk dipasang di bawah pesawat jenis apapun. ASTAC sekarang dipakai pada Mirage F1CR Prancis dan RF-4E Jepang.