Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

D'Lloyd

D'Lloyd
D'lloyd pada tahun 1972
D'lloyd pada tahun 1972
Informasi latar belakang
AsalJakarta, Indonesia
GenrePop
Tahun aktif1969–2017
LabelLife
Mantan anggota
  • Syamsuar "Sam" Hasyim
  • Bartje Van Houten
  • Andre Kasiman Gultom
  • Amir "Yustian" Yusuf
  • Chairoel Daud
  • Budiman Pulungan
  • Sangkan "Papang" Panggabean
  • Juhanny "Yuyun" Fatmarida Susilo
  • Reshamal "Kamal" Denkel
  • Oetje "Toto/Totok" F. Tekol
  • Ade Aviantara
  • Tono
  • Chandra Chasmala

D'Lloyd adalah Grup band legendaris dari Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969. Band ini awalnya merupakan band asuhan dari sebuah perusahaan pelayaran dan logistik milik negara, Djakarta Lloyd. D'lloyd merasakan puncak kariernya di era 1970-an dan memiliki banyak penggemar tidak hanya di tanah air tapi hingga Malaysia dan Singapura. Lagu-lagu L'loyd hingga saat ini masih sering terdengar sebagai lagu nostalgia dan banyak diaransemen oleh penyanyi lain. Walaupun tidak setenar Koes Plus atau Panbers, D'lloyd memiliki ciri khas tersendiri yang membuat band ini mendapat tempat di hati para penggemarnya dengan lagu mendayu-dayu dan genre melayu pop-nya.

Perjalanan Karier

Rekaman perdana band ini dibuat pada tahun 1971. Album mereka yang berjudul Vol.1 dengan singelnya "Titik Noda" langsung meledak di pasaran. Pada tahun-tahun berikutnya, D'lloyd mengeluarkan banyak album dengan genre pop dan melayu. Lagunya yang sempat membuat kontroversi adalah Hidup di Bui. Lagu tersebut sempat di sensor oleh pemerintah orde baru karena memuat lirik yang sensitif yaitu "penjara Tangerang". D'lloyd kemudian menggantinya dengan "penjara jaman perang" agar dapat diputar kembali di radio.[1] Penjara Tangerang dianggap sebagai saksi sejarah penumpasan G30S. Mereka yang dituduh PKI atau terlibat G30S mendekam di sana setelah 1965.[1]

Sepanjang tahun 1970-an tersebut, D'lloyd banyak mengeluarkan singel hits yang nantinya akan mengangkat nama mereka. Lagu-lagu tersebut diantaranya "Apa Salah dan Dosaku", "Mengapa Harus Jumpa" dan "Semalam di Malaya". Kebanyakan lagu mereka ditulis oleh lead guitarist mereka, Bartje van Houten. Kepopuleran mereka merambah hingga negara tetangga. D'lloyd kemudian sering tampil di Singapura dan Malaysia. Mereka juga beberapa kali mengeluarkan album di sana.

Lagu-lagu D'lloyd masih sering diputar hingga sekarang. "Mengapa Harus Jumpa" dinyanyikan ulang oleh Andmesh, lagu "Tak Mungkin" dirilis ulang oleh Marshanda pada tahun 2017, untuk dijadikan OST sinetron "Tikus dan Kucing" yang ditayangkan di SCTV. Semua personel D'lloyd telah wafat. Terakhir, Bartje meninggal dunia menyusul rekan-rekannya yang lain pada tanggal 5 Mei 2017.[2]

Nama anggota band D'Llyod pada awal debutnya adalah Bartje van Houten (pemain gitar utama; 21 Februari 1950 - 5 Mei 2017), Amir "Yustian" Yusuf (pemain gitar kedua; 6 Januari 1947), Andre Gultom (pemain saxophone, flute, vokal; 5 Januari 1936 - 1 Februari 1996), Syamsuar Hasyim (vokal utama; 10 Mei 1947 - 9 Juni 2012) serta tiga mantan personel Phillon Band yaitu Chairoel Daud (pemain drum; 3 Maret 1949 - 30 September 2014), Budiman Pulungan (pemain keyboard; 14 Januari 1944 - 30 November 2008), dan Sangkan "Papang" Panggabean (pemain bas; 12 Januari 1946 - 31 Agustus 1993). Setelah berjalannya waktu adanya anggota baru yang masuk yaitu: Juhanny Fatmarida Susilo (pemain flute/saxophone) dan Totok (pemain bas).

Perubahan Formasi Band

Gitaris Kedua Amir “Yustian“ Yusuf

Dalam perkembangan karier bermusik mereka telah terjadi beberapa kali pembentukan formasi anggota. Bermula dari pembentukan gitaris kedua (rhythm guitar) yang bernama Amir “Yustian“ Yusuf untuk memperkuat ritme musik membentuk kelompok ini pada tahun 1969 dan dipecat pada tahun 1980 karena pergi ke San Fransisco AS. Yustian diplot menjadi pendiri gitaris untuk personel asal tetap musik ini di berbagai tempat dan beberapa album rekaman selama beberapa tahun pada era 1970-an. Formasi ini berhasil menaikkan kesuksesan group D'Lloyd dalam beberapa tahun. Setelah itu terjadi pula pergantian karena wafatnya beberapa anggota asli grup ini. Para personel pengganti pun merupakan musisi handal pada masa itu yang dianggap bisa mengikuti pola musik D'Lloyd.

Wafatnya Andre Kasiman Gultom

Musibah besar pertama pada group ini terjadi pada 1 Februari 1996. Band ini mendapat cobaan dengan berpulangnya Andre Kasiman Gultom sang peniup flute D'Lloyd. Ia wafat karena penyakit kanker hati di usia tua yang dideritanya. Namun sebelum meninggal, Andre sempat berpesan agar tempatnya digantikan oleh Yuyun.

Merekrut Yuyun

Yuyun atau lengkapnya Juhanny Fatmarida Susilo kemudian biasa dikenal dengan Yuyun George adalah seorang pemain saxophone wanita yang direkrut pada tahun 1996 menggantikan Andre Kasiman Gultom. Yuyun ketika itu baru berusia 35 tahun merupakan kawan baik isteri kedua Andre, yaitu Rini Asmara.[3] Kehebatan Juhanny (Yuyun) bermain flute cukup memesona, selain itu ia juga mempunyai vokal yang merdu, sehingga kerap menjadi vocalist kedua dalam band ini. Kehadirannya mampu mempertahankan mutu musikalitas D'Lloyd di panggung maupun pada album-album rekaman.

Wafatnya Sangkan Panggabean

Band Ini kembali mendapat cobaan dengan meninggalnya bassist mereka Sangkan Panggabean (Papang) pada 31 Agustus 1993. Kematian Papang membuat tekanan yang cukup mendalam pada Band ini. Mereka sempat menyepikan diri dari dunia seni selepas kematian pemain basnya ini untuk beberapa waktu.

Merekrut & Wafatnya Reshamal Denkel

Hingga kemudian posisi bassist digantikan secara resmi oleh Reshamal Denkel (Kamal). Formasi ini bertahan cukup lama. Mereka tetap solid dan melaju dengan lagu-lagu hits berikutnya. Bersama D'LLoyd ia ikut dalam rekaman beberapa album dan banyak tour show ke berbagai daerah. Setelah sekitar 10 tahun bersama D'Lloyd, pada bulan Agustus 2003, Kamal juga meninggal dunia karana sakit jantung yang dideritanya. Kehilangan Kamal menjadikan kembali kekurangan personel bagi group band ini. Untuk kegiatan manggung mereka mengisinya dengan pemain tambahan (additional player) dengan tetap mempertahankan formasi awal enam orang. Posisi Bassist yang kosong diisi oleh Oetje F. Tekol (Toto / Totok) mantan punggawa band legendaris The Rollies.[4]

Wafatnya Budiman Pulungan

Pada tahun 2008 kembali band ini kehilangan keyboardist mereka Budiman Pulungan yang wafat pada 30 November 2008. Dalam periode ini Bartje kembali tidak mencari pengganti tetap untuk mengisi posisi pemain keyboard yang kosong. Posisi keyboardist diisi dengan additional player keyboardist Chandra Chasmala yang juga seorang pemusik Jazz cukup ternama. Karena kesibukan dengan bandnya, tak berselang lama kemudian Toto (Totok) memutuskan mundur di akhir 2010. Posisi bassist kemudian diisi secara additional oleh Ade Aviantara (Ade) musisi Jazz ex BlackFantasi87 yang juga kerap bermain musik jazz bersama Ireng Maulana dalam Forever Star. Posisi Bass juga pernah diisi oleh Budi pada konser mereka di Ambon tahun 2012. Formasi dengan para additional player ini cukup solid mempertahankan eksistensi D'Lloyd dalam dunia musik tanah air khususnya di arena panggung hiburan.

Komposisi personel yang pernah menggawangi band ini sebelum kematian Sam adalah:

  1. Syamsuar Hasyim (Sam) - Penyanyi utama, (wafat 9 Juni 2012)
  2. Bartje Van Houten - pemain gitar utama, pendiri, pemimpin band, (wafat 5 Mei 2017)
  1. Andre Kasiman Gultom - flute/saxaphone/vokalis, (wafat 1 Februari 1996)
  2. Amir Yusuf (Yustian) - gitar kedua, (dipecat 1980)
  3. Chairoel Daud - drum/vokalis, (wafat 30 September 2014)
  4. Budiman Pulungan - keyboard, (wafat 30 November 2008)
  5. Sangkan Panggabean (Papang) - bass, (wafat 31 Agustus 1993)
  6. Juhanny Fatmarida Susilo (Yuyun) - flute/saxophone (1996-2017)
  7. Reshamal Denkel (Kamal) - bass, (1993- wafat 2003)
  8. Oetje F. Tekol (Toto/Totok) - bass, (2003-2010)
  9. Ade Aviantara - bass (2010-2012, 2012-2017)
  10. Tono - bass (2012)
  11. Chandra Chasmala - Keyboard, (2008-2017)

Wafatnya Bertje van Houten

Pada 5 Mei 2017, satu-satunya personil asli dan pendiri band D'Lloyd yang tersisa, Bartje van Houten meninggal dunia. Bartje van Houten meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Kabar duka meninggalnya Bartje van Houten diinformasikan oleh seorang musisi senior Kadri Mohamad Sutan Bandaro melalui akun Facebooknya. "Berita duka: telah meninggal dunia Bartje Van Houten Jumat, 5 Mei 2017 jam 13.30," tulisnya.[5]

Peninggalan Musik D'Lloyd

Kepergian Bartje van Houten untuk selama-lamanya pada 5 Mei silam membuat band D'Lloyd kini tinggal kenangan. Namun demikian, D'Lloyd tetap abadi di kancah musik Tanah Air. Selain banyak menciptakan lagu untuk grupnya sendiri, Bartje juga banyak menciptakan lagu yang dibawakan penyanyi lain. Pada pertengahan 1970-an, Bartje banyak menulis lagu untuk penyanyi solo antara lain Eddy Silitonga, Ade Manuhutu, Arie Koesmiran, dan Melky Goeslaw. Salah satu lagu Bartje, "Mengapa Ada Dia di Antara Kita" pernah dibawakan Rano Karno pada 1982. Di dunia industri musik, Bartje juga dikenal sebagai pembuka jalan bagi penyanyi muda. Salah satu di antara mereka ialah penyanyi pop Mayangsari.[6]

Anggota

Garis waktu

Diskografi

Album

  • Vol. I (1971)
  • Pop Gambang Vol 2 (1971)
  • Vol. II (1972)
  • Volume III (1973)
  • Vol.IV (1973)
  • Pop Melayu (1974)
  • Pop Melayu Vol. 2 (1974)
  • Vol.6 (1974)
  • Vol:7 (1975)

Singel Hits

  • Titik Noda (1971)
  • Tak Mungkin (1973)
  • Mengapa Harus Berjumpa (1973)
  • Pilu (1974)
  • Semalam di Malaya (1974)
  • Hanya Dalam Mimpi (1974)
  • Hidup di Penjara (1974)
  • Cinta Hampa (1974)
  • Apa Salah Dan Dosaku (1974)
  • Oh! Dimana (1976)

Referensi

  1. ^ a b "D'Lloyd, Sensor Orde Baru, dan G30S". April 04, 2018. Diakses tanggal June 09, 2025.
  2. ^ "Bartje van Houten Tiada, D'Lloyd Tak Bersisa". May 05, 2017. Diakses tanggal June 09, 2025.
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2016-09-24. Diakses tanggal 2015-09-04.
  4. ^ http://www.budiey.com/album-kompilasi-dlloyd/
  5. ^ https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20170505154918-234-212607/bartje-van-houten-tiada-dlloyd-tak-bersisa/
  6. ^ http://showbiz.liputan6.com/read/2942139/bartje-van-houten-meninggal-dunia
Kembali kehalaman sebelumnya