Cicero

Cicero
Sebuah patung dada (bust) pada abad 1M di Capitoline Museums, Roma
Sebuah patung dada (bust) pada abad 1M di Capitoline Museums, Roma
Lahir3 Januari 106 SM
Arpinum, Republik Romawi
Lazio, Italia
Meninggal7 Desember 43 SM (usia 63)
Formia, Republik Romawi
PekerjaanPolitisi, pengacara, orator, filsuf dan penyair
KebangsaanRomawi Kuno
TemaPolitik, hukum, filsafat, retorika
Aliran sastraEra Keemasan Latin (the golden age of Latin)
Karya terkenalOrasi: In Verrem, In Catilinam I-IV, Philippicae
Filsafat: De Oratore, de Re Publica, de Legibus, de Finibus, de Natura Deorum, De Officiis

Cicero atau Marcus Tullius Cicero (pengucapan Latin: [ˈmaːrkʊs ˈtʊlːijʊs ˈkɪkɛroː]) (lahir 3 Januari 106 SM - meninggal 7 Desember 43 SM) adalah filsuf, orator yang memiliki keterampilan andal dalam retorika, pengacara, penulis, dan negarawan Romawi kuno yang umumnya dianggap sebagai ahli pidato Latin dan ahli gaya prosa.[1][2][3][4]

Cicero merupakan tokoh besar mazhab filsafat Stoa yang populer pada abad 4 SM (Sebelum Masehi) sampai abad 2 M (Masehi), dan ia merupakan salah satu tokoh pada periode akhir yang lebih terkenal dengan sebutan Stoa Romawi.[5] Selain itu, ia dan pemikirannya juga dianggap dekat dengan aliran Platonisme dan Epikureanisme.[2] Pemikirannya banyak dirujuk dalam pemikiran hukum dan tata negara, serta pemikiran filsafat lainnya.[5] Salah satunya adalah David Hume pada abad 18.[5]

Karya dan pemikiran Cicero juga dikagumi oleh beberapa Bapa Gereja Latin yang berpengaruh seperti Santo Agustinus dari Hippo, yang mengatakan bahwa karyanya Hortensius adalah salah satu pendorong beralihnya ia kepada Kekristenan,[6] dan St. Hieronimus yang mengalami kegelisahan karena mendapat penglihatan bahwa ia dituduh sebagai "pengikut Cicero dan bukannya Kristus" pada saat penghakiman khusus.[7]

Cicero dikenal sebagai negarawan yang berusaha menegakkan prinsip-prinsip republik dalam perang sipil, kegagalannya menyebabkan perang sipil yang menghancurkan Republik Romawi.[3] Tulisan-tulisannya meliputi retorika, pidato, risalah filsafat dan politik, dan surat-surat.[3]

Hidup dan karya Cicero

Nama dan keluarga

Nama "Cicero" diambil dari bahasa Latin "cicer" yaitu nama tanaman sejenis kacang polong yang kaya nutrisi.[8] Nama tersebut dikenakan pada Cicero karena terdapat semacam penyok di ujung hidungnya yang menyerupai buah kacang polong yang disebut cicer.[9] Nama Cicero dianggap lebih terkenal daripada kota Scauri dan Catuli sekalipun.[9] Ketika ia menjadi kuestor (pejabat publik pada zaman Romawi Kuno yang mengurusi keuangan)[10] di Sisilia, ia membuat sebuah piring perak untuk dipersembahkan kepada para dewa, yang berukirkan dua namanya, "Marcus" dan Tullius".[9] Pada hari lahirnya, tanggal 3 bulan pertama (Januari), para hakim di Roma melakukan doa bersama untuk mengenangnya.[9]

Ketika Cicero tinggal di Arpinum, dekat Napoli, ia memperistri seorang gadis bernama Terentia.[9] Karena kekayaan warisan Terentia banyak sekali, Cicero dapat menjalani hidupnya dengan baik.[9] Bahkan ia membangun rumah di Bukit Palatium, tempat yang strategis untuk bepergian.[9]

Latar belakang dan pendidikan

Cicero muda sedang membaca, dilukis oleh Vincenzo Foppa (fresko) tahun 1464

Cicero lahir di Arpinum (sekarang bernama Arpino), sebuah kota yang berjarak ± 70 mil sebelah tenggara Roma, Italia.[2][11] Ayah Cicero adalah seorang tuan tanah dan pejabat publik Romawi.[2] Oleh karena itu, Cicero dapat mengakses pendidikan di Roma, yaitu di bawah bimbingan Marcus Licinius Crassus (seorang anggota senat atau disebut Konsul tahun 95 SM), salah satu orator terbaik kala itu.[2] Sebagai seorang muda, Cicero langsung mendekatkan diri dengan aliran filsafat besar yang berkembang waktu itu: Stoa, Epikureanisme, dan para filsuf dari Akademi.[12] Dia belajar filsafat di bawah Epikurean Phaedrus (140-70 SM); belajar Stoa dari Diodotus tokoh Stoa yang buta di Roma († 60 SM) dan dari Phillo dari Larissa (160-80 SM yang merupakan ketua Akademi.[2] Mulai tahun 79-77 SM, ia mengunjungi Yunani untuk belajar retorika dan filsafat kepada Posidonius di Rhodes, juga belajar di Akademi di bawah Antiochus dari Ascalon di Athena.[4] Jadi, Cicero belajar dari empat aliran filsafat yang ada pada waktu itu.[4]

Cicero mampu mengkombinasikan ambisi filsafat retorika gaya Romawi dengan gaya Yunani.[12] Cicero kemudian belajar sembari melakukan banyak sekali aktivitas politik, hingga pada tahun 45 SM pada usianya yang ke-60, filsafatnya benar-benar mencapai keluasan dan puncak kematangan.[5][12] Dengan pendampingan sepupunya, Quintus Mucius Ascaevola, sang pontifex (imam) yang pernah menjadi konsul tahun 117 SM, Cicero bertumbuh menjadi seorang yang menaruh hormat kepada konservatisme nilai-nilai moderat dalam politik.[2]

Karier politik

Cicero Denounces Catiline (Cicero mencela Catilina), (fresko) dilukis oleh Cesare Maccari, 1882–88

Cicero remaja pertama kali bekerja sebagai auditor Phillo di Akademi.[9] Karena bakat dan karakter Cicero yang baik, ia kemudian diminati oleh sekolah Mucii, sebuah tempat yang melahirkan banyak negarawan dan pemimpin yang duduk di senat.[9] Di sana ia belajar hukum.[9] Kemudian ia menjadi tentara di bawah Sulla dalam Perang Marsi.[9] Pada tahun 89-82 SM, Cicero menjadi tentara di bawah Pompeius Strabo (ayah dari Pompeius) dan menunjukkan kemampuannya di pengadilan dalam pembelaannya untuk Quintius (81 SM).[4] Disusul dengan kesuksesannya dalam pembelaannya kepada Sextus Roscius yang terkait tuduhan pembunuhan keluarga (80 atau awal 79 SM), kemampuan Cicero semakin dipercaya oleh publik, terutama dalam bidang hukum.[4] Ia kemudian bekerja sebagai petugas pemerintahan (kuestor) yang berkantor di Sisilia Barat.[4] Kemudian Cicero berganti tugas menjadi pretor.[4]

Sebagai pretor (satu tingkat di bawah konsul), Cicero menyuarakan pidato politiknya pertama kali pada tahun 66 SM dalam rangka melawan Catullus dan kepemimpinan Optimates yang merupakan orang konservatif di dewan senat Romawi, ia berunding dengan perintah Pompeius dalam rangka melawan Mithradates, raja Pontus.[4] Kedekatan Cicero dengan Pompeius menimbulkan kebencian Marcus Licinius Crassus, namun justru menjadikannya semakin populer sehingga pada tahun 63 SM ia diangkat sebagai konsul.[4]

Kematian Cicero (lukisan di Prancis, Abad 15 M).

Sebagai konsul, prestasi Cicero semakin melejit karena prestasinya menggagalkan komplotan Lucius Sergius Catilina yang melakukan konspirasi menggulingkan Republik Romawi dengan maksud menggantinya dengan sistem aristokrasi.[1][13] Setelah Julius Caesar meninggal pada tahun 44 SM, Cicero memihak Octavianus melawan Antonius dengan pidato-pidatonya yang tajam, antara lain "Phillipacea".[1] Setelah terbentuk sebuah pemerintahan dengan tiga orang kuat (Julius Caesar, Pompeius, dan Crassus) di dalamnya yang dijuluki triumvirs,[14] pemerintahan Romawi cenderung mengarah pada perebutan kekuasaan antar-pribadi.[2] Cicero sendiri lebih dekat kepada Pompeius karena persahabatan dan kesamaan prinsip dalam menegakkan gagasan sistem republik. Meski demikian, Cicero mencoba menengahi perseteruan antara ketiga orang tersebut, terutama antara pihak Pompeius dan Caesar yang sering berselisih dengan Crassus. Kemudian, setelah Pompeius meninggal pada tahun 48 SM, Cicero kemudian menentang cara pemerintahan Caesar yang cenderung tirani.[2] Cicero pergi ke Roma Italia dengan pengampunan Caesar karena tindakan perlawanannya.[2] Cicero tetap berpegang pada prinsip moral untuk tidak mendukung tirani.[2] Oleh karena itu Cicero memilih jalan menulis secara dialogis terhadap diri sendiri yang gelisah untuk menunjukkan keteguhan sikapnya.[2] Secara sistem, Cicero tidak dapat menyumbangkan ide-idenya kepada Romawi karena Caesar menduduki tahta 10 tahun berikutnya.[2] Walau demikian Cicero terus menulis dan berorasi dalam rangka mengecam pemerintah.[2] Setelah terbunuhnya Caesar pada tanggal 17 Maret 44 SM dalam sebuah konspirasi yang tidak melibatkan Cicero, Cicero kembali aktif dalam politik.[4] Hingga pada tahun 43, ketika Cicero berselisih dengan koalisi antara Markus Aemilius Lepidus dan Antonius, Cicero akhirnya dituntut untuk dibunuh dengan cara dipenggal.[1] Walapun Cicero melarikan diri, namun tetap berhasil dibunuh dalam pelariannya.[1][4] Menjadi tradisi, yang salah satunya diceritakan oleh Plutarkos, Cicero meninggal secara heroik.[2]

Karya-karya Cicero

Cicero merupakan pembaru bahasa Latin terbesar di zamannya.[1] Karya filsafatnya sangat terkenal dan berpengaruh, di antaranya adalah yang tertuang dalam pidato-pidatonya yang berjumlah 57 tulisan, selain 17 fragmen lain.[1] Kemudian karya-karya filsafat, retorika, dan surat-surat tercatat berjumlah ± 800 buah dan tersimpan baik hingga saat ini.[1][15] Pada sumber lain tercatat bahwa pada Juli 43 SM, lebih dari 900 tulisan diselamatkan, 835 ditulis oleh Cicero sendiri, 416 dialamatkan kepada sahabatnya, seorang ksatria bernama Pomponius Atticus, dan 419 kepada 94 orang lain, baik kerabat maupun kenalannya.[4] Beberapa surat tidak dapat dilacak, salah satunya suratnya kepada Pompeius yang disebutkan dalam Pro Sulla dan Pro Plancio yang merupakan surat berisi konspirasi Lucius Sergius Catilina.[4] Kemudian, terdapat juga empat koleksi surat-surat Cicero yang dialamatkan kepada Atticus dalam 16 buku, kepada kenalan dan saudaranya yang berjumlah 16 buku, kepada Brutus yang berjumlah 3 buku, dan kepada saudaranya berjudul Ad Quintum Fratem.[4]

Selain karya-karya tentang filsafat dan tulisan yang terkait politik, sebagai penyair, Cicero diketahui menerbitkan puisi-puisi berbahasa Latin, di antaranya adalah: epos berjudul de Consulatu Suo (Inggris: On His Consulship) dan de Temproribus Suis (Inggris: On His Life and Times), yang merupakan tulisan yang dipakainya untuk mengkritik kekunoan tradisi penyembahan masyarakat Romawi pada zamannya.[4] Cicero sendiri menolak untuk disebut sebagai salah satu tokoh dari salah satu aliran-aliran seni kala itu, entah sebagai seniman dalam kelompok orang-orang Asia yang rata-rata kaya dan tampil secara berlebihan, atau kelompok yang diwakili oleh Quintus Hortensius, maupun mereka yang menyebut diri sebagai Atticist, misalnya Julius Caesar dan Brutus.[4] Adapun karya bergenre humor yang ditulis Cicero yang memuat prinsip-prinsip Stoanya berjudul Pro Murena, yang merupakan sebuah karya yang mendiskreditkan Cato yang berpihak kepada para pengacara yang menyerang Clodia.[4] Karya tersebut termuat dalam pidato berjudul Pro Caelio yang dibawakan Cicero pada 4 April 56 SM.[4][16]

Pemikiran Cicero

Opera omnia, 1566

Cicero sebagai filsuf

Cicero menyebut dirinya seorang filsuf dari Akademi (Platonis).[4] Namun hal tersebut diragukan oleh banyak pihak terkait karya-karyanya yang kontradiktif dan tidak murni.[4] Dalam hal etika, Cicero cenderung memakai prinsip dogmatis Stoa yang sangat dipengaruhi Socrates.[4] Dalam beragama, Cicero dapat dikatakan nyaris agnostik, walaupun dia memiliki pengalaman religius mendalam, yaitu ketika ia berkunjung ke Eleusis, pada saat kematian saudarinya, Tullia pada tahun 45 SM.[4] Sebagai penulis, ia memosisikan diri sebagai seorang ateis, kecuali dalam karyanya yang berjudul Somnium Scipionis (mimpi-mimpi Scipio) berisi luapan perasaan religius, tepatnya terdapat pada bagian akhir de Republica.[4]

Sebagai seorang filsuf, Cicero mulai serius menulis karya-karya filsafatnya pada tahun 54 SM.[4] Karya awalnya berjudul de Republica dan diikuti de Legibus pada tahun 52 SM.[4] Tulisan tersebut berisi tafsiran tentang sejarah Romawi yang diteropong dengan sudut pandang teori politik Yunani.[4] Dalam kondisi politik yang carut-marut dan yang membuat setiap orang menderita, yaitu ketika perang sipil terjadi, perang yang juga merenggut nyawa saudari tercintanya[4]), Cicero mencurahkan seluruh energinya demi menghibur diri atas duka dengan aktivitas menulis secara radikal.[12] Banyak karya yang ia selesaikan selama dua tahun masa kehilangan tersebut, di antaranya ialah:[12]

Kecuali karyanya yang berjudul de Officiis, Cicero tidak pernah mengklaim bahwa tulisan-tulisannya merupakan tulisan autentik dari dirinya, dalam suratnya kepada Atticus, ia mengatakan, "Karya-karyaku merupakan transkrip, aku secara sederhana hanya menyumbang kata-kata, dan aku mencukupkan diri dengan hal itu".[4] Tujuan Cicero adalah menyediakan ensiklopedi filsafat bagi Romawi, negara yang ia cintai.[4] Bentuk yang ia pakai merupakan dialog dengan gaya yang lebih dekat kepada Aristoteles daripada Plato.[4]

Secara personal, Cicero adalah orang yang sangat cerdas dalam bernalar, bahkan mampu memakai peristiwa-peristiwa dalam hidupnya sebagai pemacu karya-karya filsafatnya.[12] Bukan hanya alasan personal yang membuat ia merampungkan sejumlah karya, namun kutipan dari de Natura berikut memperlihatkan keprihatinannya yang lain,[12]

Jika ada yang terheran-heran mengapa aku mempercayakan setiap refleksi menjadi tulisan pada tahap hidup saya ini, aku dapat menjawabnya secara sederhana. Tanpa aktivitas publik yang aku tanggung (jabatan atau tugas resmi kemasyarakatan), dan dalam situasi politik diktatorial yang tak terelakkan, aku berpikir bahwa tindakan patriotisme dengan menjelaskan secara rinci filsafat kepada para sesama warga negara sebagai tindakan evaluasi yang sungguh-sungguh kepada negara terhormat dan suci, yaitu demi sebuah ekspresi subjek (warga negara) yang luhur melalui literatur Latin.

— Cicero

Di akhir masa hidupnya, Cicero dalam bidang etika mengkritik tradisi doktrin Epikuros, Stoa, dan Peripatetik (pengikut Aristoteles) dalam karya Ons Ends, yang bicara tentang pandangan mereka terhadap kematian, penderitaan, dan emosi yang tidak masuk akal.[5] Kemudian dalam pandangan tentang kebahagiaan, Cicero menulisnya dalam karya Tusculan Disputations.[5] Pada masa akhir hidupnya dalam karya Ons Duties, Cicero berpijak pada prinsip Stoa.[5] Pada akhirnya, Cicero berseberangan dengan pandangan filsafat Epikureanisme.[15]

Cicero sebagai negarawan

Cicero ketika berumur lebih kurang 60 tahun

Pemikiran Cicero tentang bagaimana menjadi seorang negarawan yang baik tercermin dalam orasi-orasinya yang tidak berpusat pada sekadar pengetahuan berpidato, melainkan tentang bagaimana menjadi seorang orator terbaik, yang mampu memberikan rasa aman kepada rakyat, dan melalui orasinya ia dapat menyatukan rakyat.[2] Oleh karena itu, karya orasi de Oratore yang mementingkan karakter seorang pejabat kemudian menjadi landasan gagasan de Re Publica, dan de Legibus yang berbicara banyak tentang tugas seorang negarawan yang sejati.[2] Dialog yang ada dalam karya itu merepresentasikan Phillipus sebagai pencemooh otoritas senat dan tanggung jawab atas apa yang terjadi selama perang sipil puluhan tahun yang terjadi kemudian.[2] Bagi Cicero, pidato harus didedikasikan sebagai alat untuk pelayanan publik.[2] Cicero memang negarawan yang sangat berbakti, dalam de Re Publica, kata Cicero kepada saudaranya, adalah "tentang kondisi terbaik dari sebuah kota dan warga negara yang paling baik".[2] Cicero banyak sekali bicara tentang demokrasi, keadilan rakyat, hukum alam sebagai acuan perilaku kepentingan manusia.[2] Bagi Cicero etika warga negara sama pentingnya dengan sistem politik.[2] Kelangsungan sistem politik akan tergantung pada etika politik: negarawan memelihara kota dengan keputusan yang bijaksana dan contoh moral.[2]

Bagi Cicero, menjadi negarawan yang patriotis adalah segala-galanya, bahkan ganjarannya adalah surga.[2] Tugas politik bagi Cicero adalah suci, yang dibebankan Tuhan kepada manusia, seperti ditulis Cicero dalam dialog kepada Scipo Africanus, kakeknya,[2]

Ketahuilah Africanus, jalan masuk ke surga terbuka bagi orang yang berjasa kepada negaranya, meskipun sejak anak-anak aku mengikuti jejakmu dan ayahku sehingga tidak jauh dari kemasyuranmu, kini ketika ganjaran besar terungkap padaku, aku akan terus berjuang dengan keras

— Cicero dari Arpinum

Di sini, Cicero sebagai filsuf tampak mengeksploitasi doktrin Plato tentang keabadian jiwa untuk memperkuat cita-citanya akan pengabdian patriotis, tidak perlu risau jika seseorang mati demi kepentingan negara, sebab yang mati hanya tubuh, sedangkan jiwanya tetap abadi.[2]

Cicero dan etika Stoa

Karya Cicero yang membawa pengaruh terlama dan terpenting adalah Tentang Kewajiban (de Officiis), yaitu tulisan dengan semangat Stoa, yang banyak membahas tentang perhatiannya sepanjang periode krisis personal manusia dan krisis politik.[2] Menurut Cicero, bahaya bagi masyarakat adalah jika ambisi pribadi sangat mendominasi kehidupan mereka.[2] Dalam hal ini, manusia perlu menyadari bahwa sebuah pelayanan publik akan terlaksana dengan baik jika kepentingan pribadi ditekan sedemikian rupa sehingga kepentingan publik menjadi yang utama.[2] Tulisan terkenal Cicero berjudul de Officiis memuat semangat Stoa tentang etika katekontik, yaitu tindakan yang tepat dan terbaik didasari kesadaran terdalam manusia akan tugas kebaikan yang melekat padanya dalam menunaikan tanggung jawab diri demi kebaikan masyarakat.[2] Terdapat tugas sosial yang melekat dalam setiap warga negara.[2] Dalam peristiwa konflik, Cicero menetapkan sebuah prosedur,

Orang yang mengambil sesuatu dari orang lain dan meningkatkan keuntungannya sendiri dengan mengorbankan keuntungan orang lain lebih buruk daripada kematian, daripada kemiskinan, daripada penderitaan yang mungkin menimpa tubuh atau hak milik eksternal lainnya.[2] Alam dengan hukumnya menetapkan bahwa seorang manusia harus bersedia mempertimbangkan kepentingan orang lain, siapapun ia, dengan alasan mendasar yakni karena ia adalah manusia.[2]

— Cicero dalam de Officiis

Selanjutnya, menyikapi warisan dari keberanian tradisi Romawi dalam kemiliteran, dan warisan Yunani yang mengatakan bahwa doxa (kejayaan dan opini) adalah berbahaya dan tidak berharga, Cicero mengakomodasi keduanya dengan berkata,[2]

Jiwa besar tampak dalam dua hal sikap: tidak memperdulikan hal-hal eksternal (kekayaan, nama baik, prestise jabatan), dalam keyakinan bahwa orang seharusnya tidak memuji, memilih, dan mengejar apa pun kecuali kehormatan dan seharusnya tidak tunduk kepada manusia, hasutan jiwa atau kekayaan

— Cicero dalam de Officiis I.66-7

Di dalam diri manusia terdapat emosi yang baik, yang disebut eupatheia (bebas dari hasrat personal), Cicero menyebut constatiae (bahasa lain dari konstitusi) yang mengatakan bahwa negara yang kukuh tidak boleh dikendalikan perilaku manusia yang berhasrat berlebih-lebihan.[17] Sepanjang ada nafsu, selalu ada keinginan yang berlebihan; sejauh ada ketakutan selalu ada alasan untuk menghindar; dan sejauh ada kesenangan, selalu ada kegembiraan.[17]

Namun kumpulan perasaan itu hanya dapat dimengerti oleh para sophis (orang yang berlaku bijaksana), yang hanya punya nalar yang lurus.[17] Menurut orang bijasana, tidak ada dorongan yang dapat dibenarkan benar dari penderitaan mental, misalnya orang yang menderita sekalipun tidak dibenarkan mencuri.[17] Seorang bijak harus menerima segala peristiwa tak terelakkan pada dirinya, dan tidak ada yang buruk secara moral dalam menyediakan sebuah sebab bagi tekanan yang ada dalam diri manusia.[17] Jadi persoalan manusia terhadap segala dorongan atau impuls bukan padahal di luar diri, melainkan dalam dirinya sendiri.[17] Itu mengapa, ajaran tentang moral dalam Stoa yang dianut oleh Cicero menduduki posisi paling penting dan merupakan tindakan yang luhur.[17]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 2 (CES-HAM). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 668
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah Christoper Rowe, Malcolm Schofield, Simon Harrison, and Melissa Lane., Sejarah Pemikiran Politik Yunani Romawi, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2001, Hal. 562-608
  3. ^ a b c (Inggris) Encyclopedia Britannica: Marcus Tullius Cicero
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad (Inggris) Jacob E. Safra; James E. Goulka., The New Encyclopǽdia Brittanica Vol. 3 Micropǽdia. London: Enciclopǽdia Britannica, Inc, 1997, hal. 313-315
  5. ^ a b c d e f g (Inggris) Robert Audi., The Cambridge Dictionary of Philosophy, Edinburg: Cambridge University Press, 1995, Hal. 123-124
  6. ^ (Indonesia) Augustinus. Pengakuan-Pengakuan. Diterjemahkan dari "Confessiones" oleh Ny. Winarsih Arifin dan Dr. Th. van den End (edisi ke-2009, Cetakan ke 8). Kanisius dan BPK Gunung Mulia. hlm. 78 (III-IV.7). ISBN 979-497-709-8. 
  7. ^ (Inggris) Jerome. "Letter 22 to Eustochium, XXII:30". Dalam Philip Schaff and Henry Wace. Nicene and Post-Nicene Fathers, Second Series, Vol. 6. Translated by W.H. Fremantle, G. Lewis and W.G. Martley (edisi ke-1893). Buffalo, NY: Christian Literature Publishing Co. (retrieved from New Advent). 
  8. ^ (Indonesia)Ensiklopedi Umum. Yogyakarta: Kanisius, 1973, hal. 381
  9. ^ a b c d e f g h i j k (Inggris) Mortimer J. Addler - 13. Plutarch; The Life of the Noble Grecians and Romans. London: Encyclopædia Britannica, 2003, hal. 704-725
  10. ^ (Inggris) Frank Bourne., A History of the Romans", Princeton University, 1967
  11. ^ (Inggris) "Cicero" (html). Diakses tanggal 2012-09-9. 
  12. ^ a b c d e f g (Inggris)A.A Long., Hellenistic Philosophy,Los Angeles: University of California Press, 1974, Hal. 109, Hal, 229-231
  13. ^ Winningham, Brandon (March 19, 2007) [2007]. Catiline. iUniverse, Inc. ISBN 978-0-595-42416-0. 
  14. ^ Biografi Marcus Aemilius Lepidus diakses 23 Juni 2014
  15. ^ a b (Inggris) Paul Edwards., The Encyclopedia of Philosophy Vol.1,2 (Complete an Unbridged. New York: Macmillan Publishing Co., hal. 113-114
  16. ^ (Inggris) Leen, Anne. "Clodia Oppugnatrix: The Domus Motif in Cicero's Pro Caelio." The Classical Journal 96. No. 2. (December, 2000- January, 2001): hal. 141–162
  17. ^ a b c d e f g (Inggris) F. H. Sandbach., The Stoics, London: Bristol Classical Press, 1989, Hal. 67-68

Pranala luar

Read other articles:

Disambiguazione – Se stai cercando altri significati, vedi X-Men (disambigua). X-MengruppoGli X-Men, disegnati da Daniel Acuña UniversoUniverso Marvel Lingua orig.Inglese AutoreStan Lee DisegniJack Kirby EditoreMarvel Comics 1ª app. inUncanny X-Men n. 1 (all'epoca della prima apparizione la testata si chiamava The X-Men) (settembre 1963) Editore it.Editoriale Corno 1ª app. it. inCapitan America n. 1 (24 aprile 1973) Caratteristiche immaginarieFormazioneGli X-Men sono divisi...

 

 

HMS Bellerophon (1907) saat Sudut Berangin di Pertempuran Jutlandia Charles Edward Dixon (8 Desember 1872 – 12 September 1934) adalah seorang pelukis maritim Inggris pada akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh, yang karyanya sangat sukses dan dipamerkan secara rutin di Royal Academy of Arts. Beberapa lukisannya disimpan oleh Museum Maritim Nasional dan dia adalah seniman tetap yang berkontribusi pada majalah. Dia tinggal di Itchenor di Sussex dan meninggal pada ...

 

 

هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (مارس 2019)الحمل والأسابيع أو الأشهر الأولية هي وقت لتغيير نفسي كبير لكلا الوالدين. مثل هذه التغييرات النفسية أثناء الحمل تساعد في التحضير والتكيف للأبوة، والهوية الذات...

Harley McMillenBorn1943 (age 80–81)DiedMarch 23, 2013(2013-03-23) (aged 69–70)Viroqua, WisconsinOccupationHealth care administrator Harley McMillen was a health care administrator who was executive director of Howard Brown Health in Chicago. He was there in the early stages of the AIDS crisis.[1] He was active in organizing the AIDS Action Project and the AIDS Strategic Plan for the City of Chicago.[2] Biography When he developed stage 4 Non-Hodgkin lymphoma,...

 

 

Village in Maharashtra This article is an orphan, as no other articles link to it. Please introduce links to this page from related articles; try the Find link tool for suggestions. (January 2018) Village in Maharashtra, IndiaSoundevillageCountry IndiaStateMaharashtraDistrictSolapur districtLanguages • OfficialMarathiTime zoneUTC+5:30 (IST) Sounde is a village in the Karmala taluka of Solapur district in Maharashtra state, India. Demographics Covering 1,365 hectares (3,370 ac...

 

 

Election in Poland 2006 Polish regional assembly election ← 2002 12 November 2006 (first round)26 November 2006 (second round) 2010 → 561 seats to regional assembliesTurnout45.99%   First party Second party Third party   Leader Donald Tusk Jarosław Kaczyński Waldemar Pawlak Party PO PiS PSL Leader since 1 June 2003 18 January 2003 29 January 2005 Last election part of POPiS part of POPiS 58 seats, 10.81% Seats before 91 96 58 Seats won 186...

Artikel ini terlalu bergantung pada referensi dari sumber primer. Mohon perbaiki artikel ini dengan menambahkan sumber sekunder atau tersier. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) Halcrow Group LimitedJenisAnak perusahaanIndustriJasa perancangan, konstruksi, rekayasa, dan bisnisDidirikan1868 oleh Thomas MeikKantorpusatLondonBritania Raya90 kantor di seluruh dunia, yang mana 28 di antaranya berada di Britania RayaTokohkunciTony Pryor, Chairman,Peter Gammie, CEO,Pe...

 

 

اَلشَّيْخ عُمَر اَلقَاضي (من اليمين إلى اليسار) : الشيخ عمر مع والده الشيخ عبد الوهاب القاضي. معلومات شخصية الاسم الكامل الشِّيخ عُمَر بن عَبد الوهاب بن عبد الرَّحيم بن عبد الله القاضِي الميلاد 1347 هـ / 1929 مدَشتي، هَرمُزَكَان، إيران الوفاة 6 ذو الحجة 1425 هـ / 28 يناير 2004 م (75 ع�...

 

 

1995 American filmThe Amazing Panda AdventureTheatrical release posterDirected byChristopher CainScreenplay byJeff RothbergLaurice ElehwanyStory byJohn WilcoxSteven AlldredgeProduced byLee RichJohn WilcoxGary FosterDylan SellersStarring Stephen Lang Yi Ding Ryan Slater CinematographyJack N. GreenEdited byJack HoffstraMusic byWilliam RossProductioncompanyWarner Bros.Distributed byWarner Bros.Release date August 25, 1995 (1995-08-25) (United States) Running time84 minutesCoun...

French painter (1591-1632) Valentin de BoulogneBorn(1591-01-03)3 January 1591Coulommiers, FranceDied19 August 1632(1632-08-19) (aged 41)Rome, ItalyNationalityFrenchKnown forPaintingNotable workList of paintings by Valentin de BoulogneMovementTenebrism Soldiers Playing Cards and Dice (The Cheats), c. 1618–1620, by Valentin de Boulogne. Valentin de Boulogne (before 3 January 1591 – 19 August 1632), sometimes referred to as Le Valentin, was a French painter in the tenebrist style.&...

 

 

ХристианствоБиблия Ветхий Завет Новый Завет Евангелие Десять заповедей Нагорная проповедь Апокрифы Бог, Троица Бог Отец Иисус Христос Святой Дух История христианства Апостолы Хронология христианства Раннее христианство Гностическое христианство Вселенские соборы Н...

 

 

Chinese petroleum conglomerate Shaanxi Yanchang Petroleum Group Co. Ltd.Company typeGovernment Owned EntityIndustryOil and GasFounded1905 (1905)HeadquartersXi'an, Shaanxi, ChinaArea servedPeople's Republic of ChinaProductsPetroleum, Petrochemical, Natural GasServicesPetroleum and Natural GasSubsidiariesShaanxi Yanchang International Group, Novus Energy GroupWebsitewww.sxycpc.com Shaanxi Yanchang Petroleum Group is a Chinese conglomerate mainly engaged in the exploration, production, tran...

「アイスランド」とは異なります。 「アイルランド」のその他の用法については「アイルランド (曖昧さ回避)」をご覧ください。 「アイルランド共和国」はこの項目へ転送されています。アイルランド独立戦争期に独立が宣言された国家については「アイルランド共和国 (1919年-1922年)」をご覧ください。 アイルランド Éire(アイルランド語)Ireland(英語) (国旗) �...

 

 

The Catholic Monarchs and Christopher Columbus, 1493 A dynastic union is a type of union in which different states are governed beneath the same dynasty, with their boundaries, their laws, and their interests remaining distinct from each other.[1] It is a form of association looser than a personal union, when several states share the same monarch, and a real union, when they have common institutions in addition to the same monarch. Historical examples Aragon and Navarre With the assa...

 

 

Beberapa atau seluruh referensi dari artikel ini mungkin tidak dapat dipercaya kebenarannya. Bantulah dengan memberikan referensi yang lebih baik atau dengan memeriksa apakah referensi telah memenuhi syarat sebagai referensi tepercaya. Referensi yang tidak benar dapat dihapus sewaktu-waktu. Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum (disingkat Satgas PMH) adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan ...

2019 American superhero television series Doom PatrolGenre Superhero Science fiction Black comedy Comedy drama[1] Based onDoom Patrolby Arnold DrakeBob HaneyBruno PremianiDeveloped byJeremy CarverStarring Diane Guerrero April Bowlby Alan Tudyk Matt Bomer Brendan Fraser Timothy Dalton Joivan Wade Skye Roberts Riley Shanahan Matthew Zuk Michelle Gomez Narrated byAlan Tudyk (season 1)Composers Clint Mansell Kevin Kiner Country of originUnited StatesOriginal languageEnglishNo. of seasons4...

 

 

Serotonin-norepinephrine-dopamine reuptake inhibitor CentanafadineLegal statusLegal status US: Investigational New Drug Identifiers IUPAC name (1R,5S)-1-naphthalen-2-yl-3-azabicyclo[3.1.0]hexane CAS Number924012-43-1PubChem CID16095349ChemSpider17253639UNIID2A6T4UH9CKEGGD10697 YCompTox Dashboard (EPA)DTXSID201045788 Chemical and physical dataFormulaC15H15NMolar mass209.292 g·mol−13D model (JSmol)Interactive image SMILES C1=C(C=CC2=CC=CC=C12)[C@@]34C[C@@H]3CNC4 InChI InChI=1S...

 

 

Оригенисты в книге Бенешевич В. Н. Древнеславянская кормчая XIV титулов без толкования. СПб, 1907. Т. 1. Оригени́сты, или оригениа́ны, или ориге́нии (др.-греч. ὠριγενιανοί; лат. origeniani; ст.‑слав. оригєниꙗне) — еретики, упоминаемые Епифанием в «Панарионе» в числе 80 ересей �...

American writer (1933–2023) This article is about the American author. For other people with the same name, see Cormac McCarthy (disambiguation). Cormac McCarthyMcCarthy in 1973BornCharles Joseph McCarthy Jr.(1933-07-20)July 20, 1933Providence, Rhode Island, U.S.DiedJune 13, 2023(2023-06-13) (aged 89)Santa Fe, New Mexico, U.S.OccupationNovelistplaywrightscreenwriterEducationUniversity of Tennessee (no degree)GenreSouthern gothicwesternpost-apocalypticNotable works Suttree (1979) Blood ...

 

 

Constitutionally provided right Part of a series on theConstitution of India Preamble PartsI ∙ II ∙ III ∙ IV ∙ IVA ∙ V ∙ VI ∙ VII VIII ∙ IX ∙ IXA ∙ IXB ∙ X ∙ XI ∙ XII ∙ XIII ∙ XIV XIVA ∙ XV ∙ XVI ∙ XVII ∙ XVIII ∙ XIX ∙ XX ∙ XXI XXII SchedulesFirst ∙ Second ∙ Third ∙ Fourth ∙ Fifth Sixth ∙ Seventh ∙ Eighth ∙ Ninth Tenth ∙ Eleventh ∙ Twelfth AppendicesI ∙ II ∙ III ∙ IV ∙ V AmendmentsList ∙ 1 ∙ 2 ∙ 3 ∙ 4 ∙ 5 ∙ 6 �...