China Airlines Penerbangan 611 adalah penerbangan penumpang berjadwal reguler dari Bandara Internasional Chiang Kai-shek (sekarang Bandara Internasional Taoyuan) di Taiwan ke Bandara Internasional Hong Kong di Hongkong. Pada tanggal 25 Mei 2002, pesawat Boeing 747-209B yang bertugas dalam rute tersebut hancur di udara dan jatuh di Selat Taiwan, 23 mil laut (26 mi; 43 km) timur laut Kepulauan Penghu, 20 menit setelah lepas landas, menewaskan 225 orang di dalamnya. Peristiwa ini disebabkan oleh retakan logam akibat perbaikan yang tidak tepat terhadap pesawat 22 tahun sebelumnya. Kecelakaan itu merupakan insiden penerbangan paling mematikan dalam sejarah Taiwan. Kecelakaan tersebut juga menjadi kecelakaan terakhir pesawat 747 yang melibatkan korban jiwa penumpang.
Kronologi peristiwa
- 15:07: Penerbangan 611 lepas landas dari bandara Taoyuan, Taiwan.
- 15:16: Menara Kontrol Taipei memberikan perintah kepada pesawat untuk terbang di ketinggian 35000 kaki. Ini adalah komunikasi terakhir antara menara kontrol dan kokpit pesawat.
- 15:28: Pesawat hilang dari layar monitor radar.
- 18:00: Serpihan pesawat ditemukan di permukaan laut 23 mil bagian utara Makung.
Faktor penyebab
Hasil penyelidikan Dewan Keamanan Penerbangan Eksekutif Yuan Republik Tiongkok sebagai berikut:
- Pada tahun 1980, pesawat ini pernah mengalami kecelakaan kecil di Bandara International Kai Tak di Hongkong. Waktu itu, pendaratan keras mengakibatkan bagian ekor pesawat mengalami kerusakan.
- Setelah kerusakan tadi, perbaikan hanya dilakukan seadanya. China Airlines tidak melakukan perbaikan menurut Petunjuk Perbaikan Struktur (SRM) dari perusahaan Boeing.
- Perbaikan seadanya ini menyebabkan kegagalan fatik logam yang makin lama makin melemahkan kekuatan struktur badan pesawat.
- Kegagalan ini menyebabkan badan pesawat retak sepanjang 180 cm dan menghancurkan struktur pesawat di udara sehingga pesawat jatuh dari ketinggian 35000 kaki ke permukaan laut dekat Kepulauan Pescadores.
Fakta lain
- Pesawat CAL yang jatuh tersebut (Boeing 747-200B, nomor registrasi B-18255, sebelumnya B-1866) merupakan pesawat Boeing 747-200 terakhir (dengan konfigurasi penumpang, China Airlines juga memiliki 4 Boeing 747-200 kargo)yang dimiliki China Airlines. Pesawat ini telah dijual kepada Orient Thai Airlines seharga 1,45 miliar dolar AS. Penerbangan 611 adalah penerbangan terakhir pesawat tersebut sebelum diserahkan kepada Orient Thai (setelah penerbangan kembali dari Hongkong). Kontrak penjualan tersebut dibatalkan setelah kecelakaan.
- 4 pesawat Boeing 747-200 kargo China Airlines di-grounded (dilarang terbang) setelah kecelakaan untuk menjalani pemeriksaan oleh Administrasi Penerbangan Sipil Republik China. Beberapa hari kemudian, karena tidak ada kerusakan pada pesawat-pesawat tersebut, China Airlines menerbangkan kembali pesawat tersebut.
Lihat pula
Pranala luar