Cara reproduksi

Cara reproduksi pada burung menggabungkan konsep pembuahan internal dengan perkembangan ovipar. Pada gambar ini ditunjukkan bayi elang-rawa Montagu yang baru saja menetas dari telurnya.

Tiap hewan memiliki cara reproduksi masing-masing untuk menghasilkan keturunan. Cara-cara tersebut awalnya dikelompokkan dalam tiga jenis, ovipar (embrio berkembang dalam telur), vivipar (embrio berkembang dalam organ tubuh induk), dan ovovivipar (telur berisi embrio tetap tinggal dalam tubuh induk). Cara-cara reproduksi hewan tersebut memiliki strategi reproduksi masing-masing spesies yang lebih beragam dan unik.

Ahli biologi Thierry Lodé mengusulkan lima kelompok cara reproduksi hewan yang baru berdasarkan hubungan antara zigot (telur yang telah dibuahi) dan induknya. Pengelompokan tersebut adalah ovulipar (pembuahan eksternal), ovipar (pembuahan internal yang menghasilkan telur berukuran besar dan mengandung kuning telur bernutrisi tinggi), ovovivipar (mirip cara ovipar, tetapi zigotnya disimpan untuk sementara waktu di dalam tubuh induknya dan tidak diberikan nutrisi apapun dari induknya secara langsung), vivipar histotrofik (zigot berkembang di dalam oviduk betina, tetapi diberi makan melalui jaringan organ tubuh lain), dan vivipar hemotrofik (embrio yang sedang berkembang diberi makan langsung oleh induknya, umumnya melalui plasenta).

Pengelompokan lama

Pengelompokan lama membagi cara-cara reproduksi hewan ke dalam tiga kelompok, yaitu:[1]

  • Ovipar, yakni dengan cara memijahkan oosit, baik yang telah maupun belum dibuahi, ke luar tubuh hewan induk. Ovipar diyakini sebagai cara reproduksi hewan tertua.[1]
  • Vivipar, yakni dengan cara melahirkan anak hewan tersebut hidup-hidup dengan mekanisme apa pun. Sebelum anak hewan tersebut dapat mandiri, tumbuh kembang anak hewan tersebut didukung oleh salah satu dari kedua induknya, baik di dalam tubuh induk tersebut maupun melalui salah satu bagian tubuh mana pun dari induk tersebut.[1]
  • Ovovivipar, yaitu dengan mekanisme yang mencampur cara ovipar dan vivipar.[1]

Definisi-definisi tersebut menunjukkan bahwa masing-masing kelompok lama tersebut dapat mencakup berbagai strategi reproduksi.[1]

Hasil revisi

Ahli biologi Thierry Lodé mengusulkan (2001, 2012) lima kelompok cara reproduksi yang baru berdasarkan hubungan antara zigot (telur yang telah dibuahi) dan induknya:[1][2]

  • Ovulipar: pembuahan secara eksternal, oosit dipijahkan ke lingkungan dan dibuahi di luar tubuh oleh pejantan.[1] Cara seperti ini umum dijumpai pada hewan moluska, artropoda, ikan, dan sebagian besar katak.[1]
  • Ovipar: pembuahan secara internal, tetapi betina kemudian membentuk zigot menjadi telur, dengan kuning telur dalam jumlah yang cukup untuk memberi makan embrio ketika masih berada di dalam telur tersebut. Telur yang telah terbentuk langsung dilepaskan ke luar tubuh atau masih menetap dalam waktu yang sangat singkat di dalam tubuh.[1] Cara ovipar ditemukan pada serangga, burung, dan mamalia monotremata.
  • Ovovivipar: ovipar, tetapi zigot tersebut menetap di tubuh salah satu induk, baik betina maupun jantan, dan tidak ada interaksi trofik (perpindahan nutrisi) antara zigot dan induknya.[1] Cara ini dapat dijumpai pada hewan cacing lamban (Anguis fragilis). Pada hewan kuda laut, zigot disimpan di "marsupium" yang berada di depan abdomen jantan. Pada katak Rhinoderma darwinii, zigot disimpan di kantong penghasil suara katak. Pada katak Rheobatrachus yang baru saja punah, zigot disimpan di perut.
  • Vivipar histotrofik: zigot berkembang di oviduk betina, tetapi kemudian memperoleh nutrisi untuk tumbuh kembang secara tidak langsung melalui jaringan-jaringan tubuh lainnya, baik jaringan kulit maupun jaringan kelenjar, ataupun dengan cara oofagi (memakan sel telur yang belum dibuahi) atau adelfofagi (memakan embrio lainnya). Adelfofagi merupakan tindakan kanibalisme intrauterin yang dapat dijumpai pada beberapa jenis hiu atau pada salamander hitam Salamandra atra.[1]
  • Vivipar hemotrofik: zigot berkembang di dalam oviduk, kemudian nutrisi disuplai secara langsung oleh betina seringkali melalui plasenta. Cara ini dijumpai pada hewan-hewan mamalia selain jenis marsupialia dan monotremata. Pada katak Gastrotheca ovifera, embrio diberi makan oleh induknya melalui insang khusus. Kadal Pseudemoia pagenstecheri dan sebagian besar hewan mamalia menggunakan cara vivipar ini.[1]

Definisi ovipar menjadi lebih sempit dalam skema hasil revisi, karena ovipar tidak mencakup cara "ovulipar" yang dijumpai pada sebagian besar ikan, sebagian besar katak, dan banyak hewan invertebrata.

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l Lode, Thierry (2012). "Oviparity or viviparity? That is the question ...". Reproductive Biology. 12 (3): 259–264. doi:10.1016/j.repbio.2012.09.001. PMID 23153695. 
  2. ^ Thierry Lodé (2001). Les stratégies de reproduction des animaux (Reproduction Strategies in Animal Kingdom). Eds. Dunod Sciences. Paris.