Brenebon adalah hidangan sup kacang merah khas Indonesia Timur,[1] khususnya ditemukan pada khazanah hidangan Manado atau Minahasa.[2] Hidangan sup ini dibuat dari kacang merah dan sayuran yang disajikan dalam kuah kaldu daging, dengan campuran bumbu sup pada umumnya seperti bawang putih, merica dan bumbu-bumbu lain.[3]
Asal-usul
Hidangan ini berasal dari pengaruh hidangan Belanda yang diadopsi oleh masyarakat Indonesia bagian timur. Nama "brenebon" merupakan pengucapan lokal Manado yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu bruine bonen; bruine berarti "warna coklat", sedangkan bonen berarti "kacang", maka bruine bonen berarti "kacang merah".[3]
Bahan
Biasanya bahan daging untuk brenebon dicuci dan direndam semalaman. Lalu daging direbus hingga empuk. Bila daging, kaki, atau tetelan sudah empuk, kemudian dimasukkanlah bumbu penyedap rasa seperti bawang merah, bawang putih, garam, gula pasir, merica, pala, kadang cengkih. Terakhir, dimasukkan irisan buncis, seledri dan daun bawang sebagai pelengkap.[3] Setelah itu brenebon siap disajikan hangat-hangat dengan nasi putih, dan biasanya disantap dengan sambal tumis.
Dalam versi Belanda dan Minahasa asli, biasanya daging yang dipakai adalah daging atau kaki babi.[3] Karena hal itulah biasanya sup ini bertekstur lebih kental dan mengkilap. Akan tetapi, masakan sup kacang merah juga lazim dimasak sebagai sajian masakan rumah tangga sehari-hari. Versi yang halal biasanya mengganti kaldu daging atau kaki babi dengan tetelan sapi atau bagian daging sapi yang bertulang.[2][4]
Pranala luar
Referensi
|
---|
Hidangan umum |
---|
Makanan | | |
---|
Minuman | |
---|
Jajanan | |
---|
Hidangan sampingan | |
---|
Minuman beralkohol | |
---|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|