Perusahaan ini memulai sejarahnya di Malang sebagai bagian dari Proyek Brantas. Pada tanggal 14 Agustus 1979, Direktur Jenderal Pengairan saat itu, Suyono Sosrodarsono, mengusulkan pemekaran Proyek Brantas menjadi tiga organisasi, salah satunya organisasi konstruksi yang kemudian dapat diintegrasikan ke dalam perusahaan konstruksi milik negara yang telah ada.[4]
Sebagai wadah untuk organisasi konstruksi, awalnya dipertimbangkan PN Buwana Karya yang saat itu kondisinya kurang sehat, tetapi karena proses penyehatan perusahaan memerlukan waktu yang cukup lama, akhirnya pada tanggal 12 November 1980, pemerintah memutuskan untuk menjadikan organisasi konstruksi dari Proyek Brantas sebagai modal untuk mendirikan sebuah perusahaan konstruksi baru dengan nama "Brantas Abipraya".[5], yang berarti "Semangat Brantas". Pada awalnya, karena keterbatasan modal, perusahaan ini pun mengerjakan proyek melalui skema kerja sama operasi (KSO), antara lain dengan Hazama Gumi untuk membangun Bendungan Kedungombo.[6]
Pada tahun 1991, perusahaan ini memindahkan Direktorat Utama dan Direktorat Pemasarannya ke Jakarta, tepatnya di Gedung Pengairan yang terletak di Jl. DI Panjaitan kav. 12. Setahun kemudian, perusahaan ini mendapat tambahan modal dari pemerintah berupa sebidang tanah di Jl. DI Panjaitan kav. 14, yang sebelumnya dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum.[7] Pada tahun 1995, perusahaan ini resmi memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta, dengan menempatkan semua direktoratnya di Gedung Sarana Karya yang terletak di Jl. Wijaya I, Kebayoran Baru. Pada tahun 1999, perusahaan ini mulai membangun gedung baru di Jl. DI Panjaitan kav. 14, dan setelah selesai dibangun, perusahaan ini pun memindahkan kantor pusatnya ke gedung tersebut.[6]
Pada tahun 2011, perusahaan ini mendirikan PT Brantas Energi, agar dapat lebih fokus mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Pada tahun 2016, Brantas Energi mulai mengoperasikan PLTS berkapasitas 2 MW di Gorontalo.[3]
Organisasi
Saat ini, Brantas Abipraya memiliki tiga divisi operasi, yakni Divisi Operasi 1 (pembangunan gedung), Divisi Operasi 2 (pembangunan pengairan), dan Divisi Operasi 3 (pembangunan jalan dan jembatan). Selain itu, perusahaan ini juga memiliki tiga unit bisnis, yakni Abipraya Properti (pengembangan properti), Abipraya Alat (persewaan alat berat), dan Abipraya Beton (percetakan beton).[3][8]