Brigjen TNI (Purn.) dr. Aloysius Benedictus Mboi, M.P.H. (22 Mei 1935 – 23 Juni 2015)[1] adalah Gubernur NTT (Nusa Tenggara Timur) untuk periode 1978-1988. Ia menjadi Gubernur NTT menggantikan El Tari. Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengawali karier di dua bidang, bidang kesehatan dan militer yang dijalani dalam waktu yang bersamaan. Ia tercatat pernah ikut dalam Operasi Naga bagian dari Operasi Trikora. Namanya diabadikan pada salah satu kampus cabang Politeknik Pertahanan "Ben Mboi" Universitas Pertahanan Republik Indonesia Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Riwayat Hidup
Ben Mboi dilahirkan pada 22 Mei 1935 di Ruteng, Flores. Sejak kecil meskipun dari keluarga yang berada, ia sudah diajar untuk berdisiplin oleh orangtuanya, Mathias Mboi dan Yohanna.[2] Ia diajarkan menjual makanan dari rumah ke rumah sambil bersekolah. Ayahnya wafat pada tahun 1949, setelah Ben Mboi menyelesaikan sekolah dasar di SD Katolik Belanda (1942-1949). Ia melanjutkan pendidikannya ke sebuah SMP di Kupang. Setamat dari SMP, ibunya mengirim Ben Mboi untuk bersekolah di SMA Katolik di kota Malang (Sekarang menjadi SMAK St. Albertus (Dempo) Malang. Dari Malang, ia melanjutkan sekolah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Di UI ia sempat menjabat ketua Perhimpunan Mahasiswa Kedokteran FKUI. Enam tahun kemudian, ia dikirim ke pusat militer dan menjadi dokter militer. Pada 1962, ia mendarat menggunakan parasut di hutan belantara Papua Selatan di bawah Komandan L.B. Moerdani dalam Operasi Naga. Berkat kinerja yang bagus, Letnan dokter Mboi dipromosikan menjadi Kapten. ia-pun mencatatkan dirinya sebagai satu-satunya dokter dalam operasi tersebut.
Pada 1964, ia menikah dengan Nafsiah Mboi. Setelah menikah dengannya, keduanya dikirim ke Ende, Flores sebagai dokter. Nafsiah Mboi mengelola rumah sakit lokal berkapasitas 100 tempat tidur dan melayani 30 sampai 50 pasien sehari. Ia juga mendirikan klinik-klinik desa yang dikelola oleh perawat-perawat dan bidan. Untuk mengatasi keuangan klinik-klinik yang mereka bangun tersebut, ia memperkenalkan sistem program pra-bayar di tiap klinik dengan dukungan tahunan dalam bentuk komoditas yang sulit rusak seperti kacang dan jagung dsb. Cara ini kemudian menjadi asuransi kesehatan pedesaan yang mungkin pertama di Indonesia.
Pada 1978, ia dipilih menjadi Gubernur NTT menggantikan El Tari. Beberapa program unggulannya diantaranya adalah: ONM (Operasi Nusa Makmur), Operasi Nusa Hijau (ONH) dan Operasi Nusa Sehat (ONS). Salah satu hasil kepemimpinannya di bidang industri besar pertama di NTT adalah hadirnya PT Semen Kupang yang telah dirintis sejak zaman pendahulunya, El Tari.[3]
Keluarga
Ben juga merupakan suami dari dr. Nafsiah Mboi, SpA, M.P.H., Menteri Kesehatan dalam Kabinet Indonesia Bersatu II menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih yang meninggal dunia. Ia dikaruniai tiga anak, Dr. Tridia Sudirga, Capt. Gerardus Majela Mboi dan Hendrik A.W. Mboi.
Ben Mboi, meninggal dunia pada tanggal 23 Juni 2015 di Jakarta dikarenakan komplikasi penyakit yang dideritanya.[4]
Penghargaan
- Bintang Mahaputera Nararya (15 Agustus 1988)[5]
- The Ramon Magsaysay Award for Government Service dari Ramon Magsaysay Award Foundation, 1986.[6]
- Penghargaan kategori Life Time Achievement Award dari Forum Academia Award NTT (FAN) 2012.[2]
Referensi
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai
Ben Mboi.