Goldwater lahir di Phoenix, di mana ia membantu mengelola toserba keluarganya. Selama Perang Dunia II, ia menerbangkan pesawat antara AS dan India. Setelah perang, Goldwater bertugas di Dewan Kota Phoenix. Pada tahun 1952, ia terpilih menjadi anggota Senat AS, di mana ia menolak warisan New Deal dan, bersama dengan koalisi konservatif, melawan koalisi New Deal. Goldwater juga menantang sayap moderat hingga liberal dari partainya mengenai isu-isu kebijakan. Ia mendukung Undang-Undang Hak Sipil 1957 dan 1960 dan Amandemen Ke-24 Konstitusi Amerika Serikat tetapi menolak Undang-Undang Hak Sipil 1964, tidak setuju dengan Title II dan Title VII. Dalam pemilihan presiden AS tahun 1964, Goldwater memobilisasi konstituen konservatif yang besar untuk memenangkan nominasi Partai Republik, tetapi kemudian kalah dalam pemilihan umum dari presiden Demokrat petahana Lyndon B. Johnson.
Goldwater kembali ke Senat pada tahun 1969 dan berspesialisasi dalam bidang pertahanan dan kebijakan luar negeri. Ia dengan berhasil mendesak presiden Richard Nixon untuk mengundurkan diri pada tahun 1974 ketika bukti adanya upaya menutup-nutupi skandal Watergate menjadi banyak dan pemakzulan akan terjadi. Pada tahun 1986, mengawasi pengesahan Undang-Undang Goldwater–Nichols, yang memperkuat otoritas sipil dalam Departemen Pertahanan AS. Menjelang akhir kariernya, pandangan-pandangan Goldwater mengenai isu-isu sosial budaya menjadi semakin libertarian.
Sejarah singkat
Goldwater terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Phoenix pada tahun 1949, dan pada tahun 1952 ia nyaris memenangkan pemilihan Senat Amerika.[2] Dia terpilih kembali pada tahun 1958.[2] Goldwater menyerukan sebuah sikap diplomatik konservatif yang lebih keras terhadap Uni Soviet (Rusia).[2]
Setelah memenangkan beberapa kemenangan penting dalam pemilu 1964, Goldwater diusung oleh Partai Republik untuk menjadi kandidat calon presiden Amerika.[2] Bersama calon wakil presidennya, William E. Miller, Goldwater kalah dalam pemilihan umum pada 6 November.[2] Ia kalah atas kemenangan presiden incumbent dari Partai Demokrat, Lyndon B. Johnson.[2]
Kekalahannya dalam pemilihan presiden diduga karena Goldwater seorang anti komunis ekstrem yang dikhawatirkan dapat memicu perang antara Amerika dan Uni Soviet.[2]