Barisan Nasional (diakronimkan menjadi BN, bahasa Inggris: National Front) adalah koalisi yang dibentuk oleh beberapa partai politik yang mewakili masing-masing etnis Melayu, Tionghoa, India, Bumiputera, dan lainnya di Malaysia. Sekelompok partai politik ini menyepakati perjanjian politik atas pembentukan koalisi baru menggantikan Perikatan pada 1973.[3] Koalisi BN diasaskan oleh Abdul Razak Hussein selaku Presiden Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) petahana yang juga pemimpin Perikatan. Pada masanya, BN menjadi koalisi propemerintah setelah secara berturut-turut memenangkan pemilihan umum meneruskan jejak politik Perikatan. Popularitas BN sebagai koalisi terbesar di Malaysia mulai menurun sejak pemilihan umum 2008, manakala koalisi oposisi, Pakatan Rakyat menjadi pemenang pemilihan umum di beberapa negara bagian. Hingga akhirnya, BN mengalami penurunan kursi parlemen dan menyaksikan kemenangan Pakatan Harapan pada 2018.[4]
Setelah enam dekade berkuasa, BN pada akhirnya duduk sebagai koalisi prooposisi di masa pemerintahan Mahathir Mohamad. Mahathir sendiri telah diangkat sebagai Perdana Menteri di periode pertamanya ketika duduk sebagai pemimpin Barisan Nasional. Pada 2018, Mahathir diusung sebagai Perdana Menteri dari Pakatan Harapan dan berhasil mengalahkan Barisan Nasional pimpinan Najib Razak. Dengan demikian, BN menjadi koalisi partai politik paling lama dalam berkuasa dan memerintah di Malaysia.[5] Bahkan, seusai pemilihan umum tahun 2022, BN untuk pertama kalinya menjalin kerja sama politik dengan rivalnya sejak kemerdekaan, DAP.
Sejarah
Pembentukan
Barisan Nasional adalah sebuah koalisi ekspansi dari koalisi sebelumnya, Partai Perikatan yang dibentuk oleh Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu, Persatuan Tionghoa Malaysia, dan Kongres India Malaysia. BN didirikan setelah pemilihan umum federal Malaysia 1969 dan Insiden 13 Mei. Partai Perikatan mulai kehilangan kursi, termasuk dari dua partai yang baru saja terbentuk yakni GERAKAN dan DAP, dan juga dari PAS. Walaupun Perikatan berhasil menang dengan kursi terbanyak, mereka hanya mendapatkan hampir setengah suara populer, dan tensi antar etnis mengakibatkan kerusuhan 13 Mei dan dideklarasikannya keadaan darurat.[6] Setelah Dewan Rakyat Malaysia kembali bersidang pada tahun 1971, Perikatan mulai melakukan negosiasi dengan partai oposisi untuk membentuk pemerintahan persatuan dan beberapa partai setuju untuk bergabung. Diantaranya ada GERAKAN dan Partai Progresif Rakyat yang bergabung pada 1972 dan kemudian diikuti oleh PAS pada 1973.
BN juga mengundang beberapa partai di Sabah dan Sarawak (Partai Perikatan Sabah, Partai Pesaka Bumiputera Bersatu dan Partai Persatuan Rakyat Sarawak) dan koalisi ini disahkan pada 1974 sebagai koalisi 9 partai.[7] Koalisi ini mengikuti pemilihan umum 1974 sebagai koalisi besar dibawah kepemimpinan Abdul Razak Hussein yang menang secara signifikan.[8]
Keanggotaan
Mantan anggota koalisi
Pimpinan
Ketua Umum
Secara turun temurun, Ketua Umum Barisan Nasional selalu dijabat oleh seseorang yang merangkap jabatan sebagai Presiden Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO). Namun, ketika UMNO menjadi partai politik terlarang, Ling Liong Sik selaku Presiden Persatuan Tionghoa Malaysia memegang sementara jabatan Ketua Umum Barisan Nasional pada 1988. Berikut merupakan daftar Ketua Umum Barisan Nasional (bahasa Melayu: Pengerusi Barisan Nasional).
№
|
Potret
|
Ketua Umum Barisan Nasional |
Mulai jabatan |
Akhir jabatan |
Lama menjabat |
Partai |
Ref
|
1 | | Abdul Razak HusseinAbdul Razak Hussein (1922–1976) | 1 Januari 1973 | 14 Agustus 1976 | 7003110800000000000♠3 tahun, 13 hari | | UMNO |
2 | | Hussein OnnHussein Onn (1922–1990) | 15 Januari 1976 | 28 Juni 1981 | 7003199100000000000♠5 tahun, 164 hari | | UMNO |
3 | | Mahathir MohamadMahathir Mohamad (lahir 1925) | 28 Juni 1981 | 4 Februari 1988 | 7003241200000000000♠6 tahun, 221 hari | | UMNO |
– | | Ling Liong SikLing Liong Sik (lahir 1943) Penjabat | 4 Februari 1988 | 16 Februari 1988 | 7001120000000000000♠12 hari | | MCA |
(3) | | Mahathir MohamadMahathir Mohamad (lahir 1925) | 16 Februari 1988 | 30 Oktober 2003 | 7003573500000000000♠15 tahun, 256 hari | | UMNO |
4 | | Abdullah Ahmad BadawiAbdullah Ahmad Badawi (lahir 1939) | 31 Oktober 2003 | 26 Maret 2009 | 7003197300000000000♠5 tahun, 146 hari | | UMNO |
5 | | Mohammad Najib Abdul RazakMohammad Najib Abdul Razak (lahir 1953) | 26 Maret 2009 | 12 Mei 2018 | 7003333400000000000♠9 tahun, 47 hari | | UMNO | [9] |
6 | | Ahmad Zahid HamidiAhmad Zahid Hamidi (lahir 1953) | 30 Juni 2018 | 18 Desember 2018 | 7002171000000000000♠171 hari | | UMNO |
– | | Mohamad HasanMohamad Hasan (lahir 1956) Penjabat | 18 Desember 2018 | 30 Juni 2019 | 7002194000000000000♠194 hari | | UMNO |
(6) | | Ahmad Zahid HamidiAhmad Zahid Hamidi (lahir 1953) | 30 Juni 2019 | Petahana | 7003218400000000000♠5 tahun, 357 hari | | UMNO |
Sekretaris Jenderal
Berikut merupakan Sekretaris Jenderal Barisan Nasional.
Struktur Kepemimpinan
Dewan Tertinggi Barisan Nasional:[10]
- Ketua Dewan Penasehat:
- Ketua Umum:
- Deputi Ketua Umum:
- Wakil Ketua Umum
- Sekretaris Jenderal:
- Bendahara Umum:
- Ketua Wanita:
- Ketua Pemuda:
- Ketua Pemudi:
- Nurul Amal Mohd Fauzi (UMNO)
- Sekretaris Eksekutif:
- Anggota Dewan Tertinggi:
- Ketua di negara bagian:
Hasil pemilu umum
Pemilihan
|
Komposisi
|
Kursi diperebutkan
|
Jumlah suara
|
%
|
Hasil pemilihan
|
Pemimpin
|
1974
|
|
154
|
648,087
|
5.37%
|
11 kursi; pemerintahan
|
Abdul Razak Hussein
|
1978
|
|
154
|
998,870
|
11.97%
|
11 kursi; pemerintahan
|
Hussein Onn
|
1982
|
|
175
|
|
|
; pemeritahan
|
Hussein Onn
|
1986
|
|
175
|
648,087
|
5.37%
|
11 kursi; pemerintahan
|
Mahathir Mohamad
|
1990
|
|
187
|
998,870
|
11.97%
|
11 kursi; pemerintahan
|
Mahathir Mohamad
|
1995
|
|
192
|
|
|
; pemeritahan
|
Mahathir Mohamad
|
1999
|
|
193
|
|
|
; pemeritahan
|
Mahathir Mohamad
|
2004
|
|
219
|
648,087
|
5.37%
|
11 kursi; pemerintahan
|
Abdullah Ahmad Badawi
|
2008
|
|
222
|
998,870
|
11.97%
|
11 kursi; pemerintahan
|
Abdullah Ahmad Badawi
|
2013
|
|
222
|
|
|
; pemerintahan
|
Najib Razak
|
2018
|
|
222
|
648,087
|
5.37%
|
11 kursi; oposisi kemudian pemerintahan
|
Najib Razak
|
2022
|
|
171
|
998,870
|
11.97%
|
11 kursi; pemerintahan
|
Ahmad Zahid Hamidi
|
Hasil pemilu negara bagian
Referensi
Pranala luar