Anis gunung (Turdus poliocephalus) merupakan salah satu jenis burung kicau (Passeriformes) yang memiliki lebih dari 50 subspesies yang biasanya dijumpai di daerah pegunungan Asia. Burung dari familia Turdidae dan genus Turdus ini memiliki sebutan lain jalak gading (untuk yang menghuni Gunung Lawu), dan maludan (bahasa Melayu). Salah satu dari subspesies burung ini dianggap spesies terpisah karena memiliki warna berbeda antara jantan dan betina[butuh rujukan].
Burung anis gunung memiliki panjang tubuh 17 sampai 25 cm dengan berat tubuhnya antara 40 dan 86 gram.[2] Pada tubuh burung ini terdapat bagian berwarna coklat berangan dan kehitaman. Seluruh bulunya buram, dari kehitaman sampai coklat keabu-abuan tergantung pada rasnya, kecuali perut yang coklat berangan, dan kadang-kadang tunggir putih. Lingkar mata kuning. Iris berwarna coklat, paruh kuning, dan kaki kuning.
Kicauannya terdiri dari sejumlah nada bergetar, siulan pendek, dan variasinya. Suara tanda bahaya bergetar atau berkotek-kotek.
Sebagian besar subspesies dapat dijumpai di daerah pegunungan pada ketinggian di atas 2000 m dpl. Mereka tinggal di antara tumbuhan/semak lebat tetapi keluar ke tempat terbuka saat suasana tenang dan aman. Berkicau dari tenggeran pada pohon. Burung anis gunung memakan berbagai invertebrata seperti serangga (kebanyakan kumbang), laba-laba, siput, cacing tanah, serta bangkai dan bahkan reptil kecil. Ini juga akan mengambil buah dan biji, tergantung pada apa yang tersedia secara lokal. Teknik pencarian makannya dideskripsikan mirip dengan yang ada pada burung hitam, menyelidiki serasah daun dan cabang rendah dalam penutup yang padat, tetapi di beberapa tempat juga akan mencari makan di kanopi.
Di kalangan pendaki gunung di Jawa dan Sumatera, burung ini dikenal sebagai "sahabat pendaki" karena perilakunya yang suka mendampingi pendaki di jalur pendakian, sampai-sampai terbentuk mitos bahwa burung ini memandu pendaki, terutama membantu pendaki yang tersesat. Perilaku ini sebenarnya lebih didorong harapan sang burung untuk mendapatkan pakan dari remah atau sisa makanan yang dibawa pendaki.[3]
Lokasi Pengunjung: 18.188.172.61