Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Adiguna Sutowo

Adiguna Sutowo
Lahir(1958-05-31)31 Mei 1958
Jakarta, Indonesia
Meninggal18 April 2021(2021-04-18) (umur 62)
Jakarta
Gugatan kejahatanPembunuhan, kepemilikan senjata api dan amunisi secara ilegal
Hukuman kriminal7 tahun, dibebaskan setelah kurang dari 3 tahun
Suami/istriIndri (menikah pada tahun 1977)
Vika (menikah pada tahun 1990)
Anak5
Orang tuaIbnu Sutowo
Zaleha

Adiguna Sutowo (31 Mei 1958 – 18 April 2021) adalah seorang pebisnis asal Indonesia. Bisnisnya antara lain, Hard Rock Cafe di Jakarta. Pada tahun 2005, Adiguna divonis bersalah karena membunuh seorang pelayan di Hotel Hilton, Jakarta, yang dimiliki oleh keluarga Sutowo.[1] Ia pun dihukum penjara selama tujuh tahun, tetapi dibebaskan dalam waktu kurang dari tiga tahun. Ia meninggal pada tanggal 18 April 2021 di Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Awal mula dan pendidikan

Adiguna lahir di Jakarta pada tanggal 31 Mei 1958 sebagai anak terakhir dari Ibnu Sutowo dan Zaleha. Saudaranya adalah Nuraini Zaitun Kamarukmi Luntungan, Endang Utari Mokodompit, Widarti, Pontjo Nugro Susilo, Sri Hartati Wahyuningsih, dan Handara.

Ayahnya memimpin Pertamina mulai tahun 1957 hingga 1976, yang mana melalui pengelolaan yang korup, memungkinkannya memperkaya diri dan hampir membuat Pertamina bangkrut, padahal pada dekade 1970-an terjadi ledakan permintaan minyak global.[2][3]

Adiguna lalu bersekolah di SMA Negeri 4 Jakarta. Sebagai anak terakhir, ia diberitakan dimanja oleh ibunya dan diperbolehkan mengemudikan mobil Mercedes-Benz ke sekolah. Mantan teman sekelasnya ingat bahwa Adiguna sering bolos untuk berburu di hutan bersama gengnya, namun tetap berhasil naik kelas.[4]

Adiguna kemudian berkuliah bisnis di University of Southern California. Ia lalu kembali ke Indonesia pada tahun 1981 untuk mulai berbisnis.

Insiden senjata Kemang 2004

Pada bulan Oktober 2004, Adiguna mengancam akan membunuh David Reynaldo Titawono (saat itu masih berusia 22 tahun), keponakan dari musisi rock Achmad Albar dan penyanyi Camelia Malik.[5] Insiden tersebut terjadi di Kemang, Jakarta Selatan, diberitakan di sebuah properti milik Ricardo Gelael, yang merupakan suami dari mantan istri Achmad Albar, Rini S. Bono. Sejumlah saksi mata menyatakan bahwa Adiguna, yang ditemani oleh pengawalnya, menembak sekitaran telinga David. Pasca insiden tersebut, polisi mencabut izin senjata api milik Adiguna dan menyita sebuah senjata api yang menembakkan peluru karet.[6][7]

Menurut pemberitaan media lokal, sebuah pertengkaran terjadi antara David dan salah satu keponakan Adiguna, sehingga membuat Adiguna mengintervensi. Ricardo Gelael tidak melaporkan insiden tersebut ke polisi, namun keluarga Achmad Albar melaporkan. Adiguna dan Ricardo kemudian dimintai keterangan di Markas Polda Metro Jaya, namun kasus tersebut akhirnya berakhir dengan damai dan keluarga Achmad Albar pun menarik laporannya.[8] Camelia Malik mengkonfirmasi kepada majalah Gatra bahwa “Adiguna tidak sengaja menembak keponakan saya dengan senapan angin, dan hampir mengenai telinganya."

Pembunuhan Tahun Baru

Pada tanggal 1 Januari 2005 sekitar jam 04:47, Adiguna menembak mati seorang pelayan bernama Yohanes Brachmans Haerudy Natong (biasa dipanggil Rudy), di Island Bar Fluid Club & Lounge yang terletak di lantai satu Hilton Hotel Jakarta.[9]

Adiguna merayakan tahun baru di klub malam Dragonfly bersama istri keduanya, Vika Dewayani, serta temannya, Novia Herdiana alias Tinul dan Thomas 'Tom' Edward Sisk. Mereka kemudian pergi ke Hilton Hotel, dan langsung menuju ke kamar Adiguna. Sekitar jam 03:00, Adiguna, Tinul dan Tom keluar dari kamar dan pergi ke Fluid Club, di mana mereka berbincang dengan orang lain yang ada di sana. Tom lalu pergi ke lounge, sementara sekitar jam 04:40, Adiguna duduk di bar dan Tinul berdiri di sampingnya. Tinul kemudian memesan vodka tonik untuk Adiguna dan martini leci untuk dirinya sendiri. Tinul lalu bertanya kepada Rudy apakah minuman tersebut dapat dibayar bersamaan dengan pembayaran kamar. Rudy lalu menjawab bahwa hal tersebut tidak dapat dilakukan, sehingga Tinul membayar tagihan bar sebesar Rp 150.000 dengan menggunakan kartu Visa HSBC miliknya. Adiguna kemudian memesan minuman yang sama sebanyak dua kali dan berupaya membayarnya dengan kartu debit BCA. Rudy pun mengambil kartu tersebut dan bertanya kepada kasir Hari Suprasto apakah kartu tersebut dapat digunakan. Hari lalu menjawab bahwa mesin untuk memproses kartu tersebut belum tersedia. Rudy pun mengembalikan kartu tersebut ke Tinul, yang kemudian memberikan kartu tersebut Adiguna.[10] Rudi lalu menjelaskan bahwa kartu tersebut tidak dapat digunakan karena bar belum memiliki mesin untuk memprosesnya. Hal tersebut pun membuat Tinul kecewa dan mengatakan “Tidakkah kamu tahu siapa dia? Dia adalah pemegang saham terbesar dari hotel ini!”, sambil menunjuk ke arah Adiguna, yang duduk di sebelahnya.[11]

Adiguna kemudian marah, berdiri, dan mengambil sebuah pistol Smith & Wesson kaliber .22 dari celana panjangnya dan mengarahkan pistol tersebut ke kepala Rudy. Polisi menyatakan bahwa Adiguna menarik pelatuk pistol tersebut sebanyak dua kali, namun baru pada tarikan ketiga, pistol tersebut mengeluarkan peluru, yang akhirnya mengenai kepala Rudy. Pelayan tersebut pun jatuh dan meregang nyawa.[12] Adiguna lalu mengelap pegangan pistol tersebut, dan menyerahkannya ke disc jockey, Werner Saferna alias Wewen, yang berdiri sekitar satu meter darinya. Adiguna kemudian keluar dari klub tersebut.[13]

Tubuh Rudy kemudian dikeluarkan dari bar dan dibawa ke klinik dari hotel tersebut. Tubuh Rudy lalu dibawa ke RSAL Dr. Mintohardjo, di mana Rudy diumumkan meninggal dunia. Jenazah Rudy pun dijaga oleh dua orang satpam Hilton Hotel dan seorang satpam Fluid Club. Tunangan Rudy, Riska Leliana, lalu mengeluh karena manajemen klub tersebut tidak meminta maaf ataupun bersimpati atas kematian Rudy.

Polda Metro Jaya kemudian menetapkan Adiguna sebagai tersangka. Di kamar Adiguna, yakni kamar nomor 1564, lalu ditemukan 19 butir peluru yang sama dengan yang digunakan untuk membunuh Rudy. Peluru tersebut disembunyikan di toilet.[14] Polisi kemudian menemukan bahwa Adiguna sedang dalam pengaruh metamfetamin kristal dan alkohol saat berada di bar.[15] Adiguna lalu diketahui mengalami mimisan pada pagi hari sebelum berada di bar. Polisi juga menemukan tisu, saputangan, dan handuk yang penuh dengan noda darah di kamarnya di Hilton. Polisi awalnya menduga bahwa darah tersebut adalah darah Rudy, namun pemeriksaaan forensik kemudian menyimpulkan bahwa darah tersebut adalah darah Adiguna. Detikcom kemudian memberitakan bahwa polisi menyatakan bahwa mimisan dapat disebabkan oleh penghirupan narkotika, karena Adiguna cenderung mengkonsumsinya dengan cara tersebut.[16]

Adiguna membantah telah menembak Rudy. Ia menyatakan kepada polisi bahwa ia hanya melewati Fluid Club untuk mencari anaknya.[17] Ia juga membantah telah duduk di bar tersebut dan berbincang dengan Tinul. Ia pun membantah telah membawa pistol. Ia mengklaim bahwa ia membantu membawa Rudy, sehingga akhirnya terdapat noda darah di bajunya. Namun pengacaranya menyatakan bahwa darah tersebut adalah darah Adiguna, bukan darah Rudy.[18]

Wewen, yang mendapat pistol dari Adiguna, menyimpan pistol tersebut di rumahnya selama lima hari, sebelum akhirnya menyerahkannya ke polisi dan memberikan keterangan.[19] Pemeriksaaan balistik kemudian menyimpulkan bahwa pistol tersebut sesuai dengan peluru yang ditembakkan ke kepala Rudy.[20]

Pada bulan Januari 2005, Koran The Jakarta Post dan portal berita detikcom memberitakan bahwa polisi mengklaim bahwa Adiguna adalah pengguna kokain.[7][21] Pengacaranya pun membantah Adiguna menggunakan narkotika. Pada bulan yang sama, Kepala Badan Reserse Kriminal, Komjen Suyitno Landung menyatakan bahwa sampel darah dan urin Adiguna positif mengandung metamfetamin dan fenmetrazin.[12]

Pada awal bulan Februari 2005, polisi menyatakan bahwa mereka masih mengumpulkan bukti dan menunggu hasil ujinya untuk menuntut Adiguna atas penyalahgunaan narkotika, terpisah dari tuntutan pembunuhan dan kepemilikan senjata api.[22] Polisi kemudian mengklaim bahwa sampel kuku dan rambut Adiguna negatif mengandung narkotika, sehingga polisi batal mengajukan tuntutan penyalahgunaan narkotika. Komjen Suyitno Landung, yang kemudian dipenjara karena menerima suap dari kasus lain, menolak untuk menjelaskan mengapa hasilnya berbeda dengan hasil uji terhadap sampel darah dan urin.[23][24]

Pasca pembunuhan tersebut, nama Hilton Hotel Jakarta diubah menjadi Hotel Sultan, dan dimiliki oleh kakak Adiguna, yakni Pontjo Nugro Susilo, yang lebih dikenal sebagai Pontjo Sutowo.

Rudy berasal dari keluarga berpenghasilan rendah di Flores, Nusa Tenggara Timur dan bekerja paruh waktu di Hilton untuk membiayai kuliah hukumnya di Universitas Bung Karno. Ia juga membiayai dua orang adiknya. Ia seharusnya lulus pada tahun 2005. Orang tua Rudy mendapat informasi bahwa anaknya telah tertembak mati saat adanya protes kenaikan harga BBM di Jakarta.[25]

Sebelum sidang Adiguna dimulai, Pontjo Sutowo pergi ke Flores, di mana ia memberi kepala sapi kepada keluarga Rudy sebagai bentuk belasungkawa. Ia juga menyerahkan sejumlah uang. Ayah Rudy lalu menulis sebuah surat yang kemudian dibacakan di dalam sidang. Surat tersebut intinya meminta hakim memberikan hukuman seringan mungkin kepada Adiguna. [26]

Setelah ditangkap, Adiguna awalnya ditahan di Markas Polda Metro Jaya. Ia lalu dipindah ke Lembaga Pemasyarakatan Salemba, di mana ia menempati Blok K, yang disebut sebagai "sayap eksekutif". Tahanan terkenal yang pernah menempati Blok K antara lain Abdullah Puteh dan Nurdin Halid. Pengacara Amir Karyatim menyatakan bahwa Adiguna dapat tertawa di dalam sel dan dapat memesan kopi dari Starbucks dan nasi padang.[27]

Persidangan

Jaksa sempat menunda dimulainya sidang Adiguna, karena Adiguna masih perlu dirawat di rumah sakit akibat asma.[28] Sidang akhirnya dimulai pada tanggal 22 Maret 2005 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, namun Adiguna tidak menghadiri sejumlah sesi sidang atas alasan sakit. Adiguna juga pernah datang terlambat.

Walaupun Adiguna pernah tidak menghadiri sejumlah sesi sidang, pendukungnya selalu hadir. Pendukung Adiguna kerap menggunakan jubah berwarna putih dan disebut oleh pers sebagai "preman bayaran" untuk mengintimidasi hakim dan keluarga Rudy yang beragama Kristen.[15][29]

Pembunuhan tak berencana dapat dituntut penjara hingga 20 tahun, sementara kepemilikan senjata api dan amunisi secara ilegal dapat dituntut penjara hingga seumur hidup. Walaupun begitu, tunangan Rudy, Riska Leliana, menyatakan bahwa ia berharap Adiguna mendapat hukuman mati.[30] Jaksa akhirnya menuntut hukuman penjara seumur hidup kepada Adiguna.[31]

Untuk kasus tersebut, polisi meminta keterangan dari 20 orang saksi. Sejumlah saksi kemudian menarik kesaksiannya atau memberikan kesaksian yang berlawanan di dalam persidangan.

Referensi

  1. ^ Richard Borsuk; Nancy Chng (23 May 2014). Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 159–. ISBN 978-981-4459-57-0. 
  2. ^ Elizabeth Fuller Collins (2007). Indonesia Betrayed: How Development Fails. University of Hawaii Press. hlm. 16. ISBN 978-0-8248-3183-7. 
  3. ^ Retnowati Abdulgani-Knapp (2007). Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second President : an Authorised Biography. Marshall Cavendish. hlm. 116–. ISBN 978-981-261-340-0. 
  4. ^ Sukendar, Endang (7 January 2005). "Adiguna Sutowo Si Bontot Dicibir Publik". Gatra. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  5. ^ Ilham Bintang (2007). Mengamati daun-daun kecil kehidupan. Grasindo. hlm. 155–. ISBN 978-979-759-877-8. 
  6. ^ Administrator (11 January 2005). "Stumbling More Than Once". Tempo.co. Tempo. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  7. ^ a b Khalik, Abdul (15 January 2005). "Adiguna, spoilt brat of famed tycoon". The Jakarta Post. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  8. ^ "Untuk Mengancam, Izin Senjata Adiguna Sudah Dicabut Oktober". detikcom. detikcom. 5 January 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  9. ^ "PUTUSAN No. 107 PK/Pid/2006". Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  10. ^ "Adiguna Dijerat Dakwaan Berlapis". Hukum Online. 24 February 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  11. ^ Administrator (11 January 2005). "A Shot in the Dark". Tempo.co. Tempo. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  12. ^ a b Administrator (7 January 2005). "Darah dan Urine Adiguna Mengandung Obat Terlarang". Tempo.co. Koran Tempo. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  13. ^ Andre Vltchek (2012). Indonesia: Archipelago of Fear. Pluto Press. hlm. 98. ISBN 978-1-84964-741-0. 
  14. ^ "Peluru di Kamar Adiguna Sutowo Disembunyikan di Kloset". detikcom. detikcom. 3 January 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  15. ^ a b Palmer, Tim (17 June 2005). "Indonesian oil heir jailed for murder". ABC News. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  16. ^ "Kasus Adiguna Sutowo (2) Dilaporkan Keluarga Achmad Albar". detikcom. detikcom. 6 January 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  17. ^ "Adiguna Ngotot Tak Tembak Rudy". detikcom. detikcom. 8 June 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  18. ^ Administrator (6 January 2005). "Darah di Kamar Adiguna Bukan Darah Korban". Tempo.co. Koran Tempo. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  19. ^ "Saksi Wewen Akui Terima Pistol dari Adiguna". detikcom. detikcom. 31 March 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  20. ^ "Kasus Adiguna, Peluru Cocok Dengan Proyektil". Tempo.co. Tempo. 4 January 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  21. ^ "Pastikan Kadar Kokain, Kuku dan Rambut Adiguna Dites". detikcom. detikcom. 19 January 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  22. ^ Khalik, Abdul (3 February 2005). "Adiguna's case on the way to court". The Jakarta Post. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  23. ^ "Bukti Baru Memberatkan Adiguna Sutowo". Liputan6.com. Liputan6. 13 February 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  24. ^ Daljit Singh; Lorraine Carlos Salazar (2007). Southeast Asian Affairs 2007. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 140–. ISBN 978-981-230-442-1. 
  25. ^ "Mengejar Adiguna Sampai ke Lubang Tikus". Liputan6.com. Liputan6. 10 January 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  26. ^ Angryanto Rachdyatmaka (2 July 2013). It's Injury Time - 150 Inspirasi Hidup dari Keseharian Kita dan. Elex Media Komputindo. hlm. 263–. ISBN 978-602-04-1570-3. 
  27. ^ Administrator (21 February 2005). "Lelaki Glamor di Balik Jeruji". Tempo.co. Tempo. Diakses tanggal 28 July 2020. 
  28. ^ "Dikawal Dokter Pribadi, Adiguna Sutowo Hadiri Sidang". detikcom. detikcom. 22 March 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  29. ^ "Super-rich murderer jailed for seven years". The Sydney Morning Herald. 17 June 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  30. ^ "Pacar Rudy: Saya Minta Adiguna Dihukum Mati". detikcom. detikcom. 24 February 2005. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  31. ^ "Adiguna Dituntut Hukuman Seumur Hidup". Liputan6.com. Liputan6. 10 May 2006. Diakses tanggal 26 July 2020. 

This information is adapted from Wikipedia which is publicly available.

Read other articles:

Шрифт Брайля для персидского языка в значительной степени схож с арабским шрифтом Брайля, который может быть найден (в несжатом виде)[1] в текстах, записанных персидским шрифтом Брайля. Содержит несколько дополнительных букв[2]. Тексты, набранные персидским шрифтом…

هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (أغسطس 2019) (162000) 1990 OS المكتشف إليانور هيلين  موقع الاكتشاف مرصد بالومار  تاريخ الاكتشاف 21 يوليو 1990  الأسماء البديلة 1990 OS  فئةالكوكب الصغير كويكبات أبولو  الحض…

OborisjteОборище District in Bulgarije Situering Oblast Sofia-Hoofdstad Coördinaten 42°41'47NB, 23°20'27OL Algemeen Oppervlakte 3,07 km² Inwoners (1 februari 2011) 31.060 Burgemeester Nikolaj Aleksandrov Overig Kenteken С, СА, СВ Portaal    Bulgarije Oborisjte (Bulgaars: Оборище) is een van de 24 districten van Sofia. Op 1 februari 2011 telde het district 31.060 inwoners (2,5% van Sofia).[1] Ongeveer 22,6% van de bevolking was 65 jaar of ouder.[2]…

Universidad Autónoma de Chile Casa central (Temuco) en 2014Sigla UALema Duc in altumMás UniversidadTipo PrivadaFundación 11 de agosto de 1989 (34 años)LocalizaciónDirección Av. Alemania 1090 Temuco5 Poniente 1670TalcaAv. Pedro de Valdivia 425ProvidenciaAv. Ricardo Morales 3369El LlanoCoordenadas 33°25′39″S 70°36′41″O / -33.427555, -70.611492AdministraciónRector Teodoro Ribera Neumann[1]​Afiliaciones Corporación de Universidades PrivadasAcademiaEstudia…

Esta página cita fontes, mas que não cobrem todo o conteúdo. Ajude a inserir referências. Conteúdo não verificável pode ser removido.—Encontre fontes: ABW  • CAPES  • Google (N • L • A) (Outubro de 2020) Clyde Bruckman's Final Repose 4.º episódio da 3.ª temporada de The X-Files Clyde Bruckman's Final ReposeBruckman com Mulder e Scully. Informação geral Direção David Nutter Escritor(es) Darin Morgan Código(s) de pr…

Italian cycling team GW–Shimano–SidermecTeam informationUCI codeDRARegisteredItaly (1996–2022)Colombia (2023–)Founded1996 (1996)Discipline(s)RoadStatusUCI ProTeam (1996–2022)UCI Continental (2023–)BicyclesBottecchiaWebsiteTeam home pageKey personnelGeneral managerGianni SavioTeam name history19961997–19981999200020012002–2005200620072008–20092010–20112012–201420152016–201720172018–202120222023–Gaseosas Glacial–Selle ItaliaKross–Selle ItaliaSelle ItaliaAguardi…

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Maret 2023. 500 Years LaterSutradara Owen 'Alik Shahadah Produser Owen 'Alik Shahadah Ako Oseyaba Mitchell Ditulis oleh M. K. Asante Jr. PemeranKimani NehusiMolefi Kete AsanteMaulana KarengaMuhammad ShareefPaul Robeson, Jr.WelsingAmiri BarakaBill CosbyHakim AdiKhaleel …

العلاقات الساموية الليتوانية ساموا ليتوانيا   ساموا   ليتوانيا تعديل مصدري - تعديل   العلاقات الساموية الليتوانية هي العلاقات الثنائية التي تجمع بين ساموا وليتوانيا.[1][2][3][4][5] مقارنة بين البلدين هذه مقارنة عامة ومرجعية للدولتين: وجه المقارن…

American college football rivalry For Auburn–Clemson rivalry, see Auburn–Clemson football rivalry. For the 2019–20 bowl game played between Clemson and LSU, see 2020 College Football Playoff National Championship. Tiger Bowl Auburn Tigers LSU Tigers First meetingNovember 20, 1901Auburn, 28–0Latest meetingOctober 14, 2023LSU, 48–18StatisticsMeetings total58All-time seriesLSU leads, 30–24–1[1]Largest victoryAuburn, 48–11 (2020)Longest win streakLSU, 6 (1926–1937)Current w…

Polytheistic religion in the Bronze Age Near East Hurrian incense container The Hurrian religion was the polytheistic religion of the Hurrians, a Bronze Age people of the Near East who chiefly inhabited the north of the Fertile Crescent. While the oldest evidence goes back to the third millennium BCE, it is best attested in cuneiform sources from the second millennium BCE written not only in the Hurrian language, but also Akkadian, Hittite and Ugaritic. It was shaped by the contacts between Hurr…

Canadian TV series or program InfectedWritten byScreenplay:Joshua Hale FialkovChristian FordMark WheatonRoger SofferStory:Thomas SchnauzDirected byAdam WeissmanStarringMaxim RoyGil BellowsIsabella RosselliniTheme music composerNed BouhalassaCountry of originCanadaOriginal languageEnglishProductionProducerFrançois SylvestreCinematographyDaniel VilleneuveEditorBenjamin DuffieldRunning time90 minutesProduction companiesMuse Entertainment EnterprisesSci Fi ChannelOriginal releaseNetworkSci Fi …

Lead official of the Inquisition This article is about the inquisitorial office. For the poem by Fyodor Dostoyevsky, see The Grand Inquisitor. For the fictional character, see Grand Inquisitor (Star Wars). Grand InquisitorInquisitor GeneralisAppointerMonarchInaugural holderTomás de TorquemadaFormation1483Final holderJerónimo Castillón y SalasAbolished1820 Grand Inquisitor (Latin: Inquisitor Generalis, literally Inquisitor General or General Inquisitor) was the lead official of the Inquisition…

High-speed missiles and projectiles Hypersonic missile redirects here. For other uses, see Hypersonic Missiles (disambiguation). An Air-Launched Rapid Response Weapon (ARRW) carried by a B-52 bomber An R-37 hypersonic air-to-air missile at 2013 MAKS airshow Scramjet-powered hypersonic cruise missile A hypersonic weapon is a weapon capable of travelling at hypersonic speed, defined as between 5 and 25 times the speed of sound or about 1 to 5 miles per second (1.6 to 8.0 km/s).[1] Bel…

Traditional dagger from Aceh, Indonesia This article is about the knife. For the writing system, see Rencong script. Rencong Rencong with wooden scabbard and metal decorated handle, pre-1945.TypeDaggerPlace of originIndonesia (Aceh)Service historyUsed byAcehneseSpecificationsLength10–50 cm (3.9–19.7 in)Blade typeSingle edge, slight concave grindHilt typeWater buffalo horn, Ivory, bahar (Euplexaura sp) rootsScabbard/sheathWater buffalo horn, Ivory, wood The …

Russian taekwondo practitioner In this name that follows Eastern Slavic naming conventions, the patronymic is Alexeyevna and the family name is Minina. Tatiana MininaPersonal informationBirth nameTatiana Alexeyevna KudashovaNationality RussianBorn (1997-04-18) 18 April 1997 (age 26)Chelyabinsk, RussiaWeight53 kg (117 lb)SpouseKonstantin MininSportCountry RussiaSportTaekwondoEvent(s)BantamweightFeatherweightClubCSKA MoscowCoached byAlexander EnsAnna Selyutina Medal re…

1801–1918 period of Georgian history Part of a series on theHistory of Georgia Prehistoric Georgia Shulaveri–Shomu cultureKura–Araxes cultureLegend of KartlosTrialeti-Vanadzor cultureColchian cultureDiauehiMushki Ancient history ColchisAryan KartliKingdom of IberiaPharnavazid dynastyGeorgia in the Roman eraArtaxiad dynasty of IberiaCampaign of PompeyIberian–Armenian WarLazicaArsacid dynasty of IberiaSasanian IberiaChosroid dynastyChristianization of Iberia Middle Ages Iberian WarLazic Wa…

2013 Spanish filmThe Last DaysSpanishLos últimos días Directed by David Pastor Àlex Pastor Written by David Pastor Àlex Pastor Starring Quim Gutiérrez José Coronado Marta Etura CinematographyDaniel AranyóEdited byMartí RocaMusic byFernando VelázquezProductioncompanies Morena Films Antena 3 Films Rebelion Terrestre Distributed byWarner Bros. SpainRelease dates March 20, 2013 (2013-03-20) (Barcelona premiere) March 27, 2013 (2013-03-27) (Spain) Runnin…

2023 film by Sophie Barthes The Pod GenerationFilm posterDirected bySophie BarthesWritten bySophie BarthesProduced by Geneviève Lemal Yann Zenou Nadia Kamlichi Martin Metz Starring Emilia Clarke Chiwetel Ejiofor Rosalie Craig Vinette Robinson Jean-Marc Barr CinematographyAndrij ParekhEdited by Ron Patane Olivier Bugge Coutté Music by Evgueni Galperine Sasha Galperine Productioncompanies Scope Pictures Quad Productions Release date 19 January 2023 (2023-01-19) (Sundance) Runn…

Species of bird Cape petrel D. capense australe south east of Tasmania Conservation status Least Concern (IUCN 3.1)[1] Scientific classification Domain: Eukaryota Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Aves Order: Procellariiformes Family: Procellariidae Genus: DaptionStephens, 1826 Species: D. capense Binomial name Daption capense(Linnaeus, 1758) Subspecies D. capense capense (Linnaeus, 1758) D. capense australe Mathews, 1913 Synonyms Procellaria capensis Linnaeus, 175…

British rower Olympic medal record Men's rowing Representing  Great Britain 1924 Paris Coxless four Robert Erskine Morrison (26 March 1902 – 19 February 1980) was a British rower who competed in the 1924 Summer Olympics.[1] Morrison was born at Richmond on Thames, and he was educated at Eton College and at Trinity College, Cambridge, where he was a member of the Pitt Club.[2] At Cambridge, Morrison, James MacNabb, Maxwell Eley and Terence Sanders, who had rowed together at…

Kembali kehalaman sebelumnya

Lokasi Pengunjung: 18.217.208.40